×

WEBINAR NASIONAL Peran Manajer dalam Menghadapi Peluang dan Tantangan di Era Society 5.0

WEBINAR NASIONAL Peran Manajer dalam Menghadapi Peluang dan Tantangan di Era Society 5.0

Semarang, 15 Agustus 2023 Progdi Manajemen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Studi Ekonomi Modern (STIE STEKOM) bekerja sama dengan Universitas Sains dan Teknologi Komputer (Universitas STEKOM), Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jayabaya Jakarta,  Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sam Ratulangi Manado, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara Medan, Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor, Perkumpulan Komunitas Industri dan Vokasi Indonesia (PERKIVI), Perkumpulan Teacherpreneur Indonesia Cerdas (PTIC) dan https://www.Toploker.com, Sukses dalam menyelenggarakan Webinar Nasional dengan tema Peran Manajer dalam Menghadapi Peluang dan Tantangan di Era Society 5.0.

 

Acara Webinar Nasional Peran Manajer dalam Menghadapi Peluang dan Tantangan di Era Society 5.0 tersebut diselenggarakan Selasa, 15 Agustus 2023 Pukul 13.00 s.d 16.00 WIB yang di laksanakan melalui Zoom Meeting dan You Tube Universitas Sains dan Teknologi Komputer (Universitas STEKOM) dan di hadiri oleh mahasiwa dan masyarakat umum.

 

Webinar Nasional ini diisi oleh 5 narasumber yaitu Dr. Abdul Manap, SE., MM. (Dosen FEB Universitas Jayabaya Jakarta), Dr, James D. D. Massie, SE., M.Si. (Dosen FEB Universitas Sam Ratulangi Manado), Dr. Endang Sulistya Rini, SE., M.Si. (Dosen FEB Universitas Sumatera Utara Medan), Dr. Indra Refipal Sembiring, SE., MM. (Dosen FEM Institut Pertanian Bogor), Jaelani, S.E., M.M. (Dosen STIE STEKOM), MCnya yaitu Karla Ratna Nurianingsih, S.E. (Manajer STIE STEKOM), dan Moderatornya yaitu Erlinda Sholihah, S.E., M.M. (Dosen STIE STEKOM)



Dalam pemaparan narasumber Dr. Abdul Manap, SE., MM. (Dosen FEB Universitas Jayabaya Jakarta) menjelaskan tentang Pemerkasaan Bisnis Era Digital. Pemerkasaan bisnis di era digital adalah tentang mengadopsi teknologi dan strategi digital guna meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan daya saing bisnis Anda. Era digital membawa perubahan besar dalam cara bisnis dijalankan, berinteraksi dengan pelanggan, dan mengelola operasi. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat Anda ambil untuk memperkuat bisnis Anda dalam era digital:

1. Prisip Digital-First: Lahirkan mindset digital di seluruh organisasi. Pertimbangkan digitalisasi dalam setiap aspek bisnis, dari pemasaran hingga pengelolaan rantai pasokan.

2. Situs Web dan Prisensial Online: Memiliki situs web yang menarik, responsif, dan mudah dinavigasi sangat penting. Ini adalah pusat online untuk bisnis Anda di mana pelanggan dapat belanja, mendapatkan informasi, dan berinteraksi dengan Anda.

3. Pemasaran Digital: Manfaatkan strategi pemasaran digital seperti SEO (Search Engine Optimization), media sosial, iklan online, konten berkualitas, dan kampanye email untuk mencapai dan berinteraksi dengan pelanggan potensial.

4. E-Commerce: Jika memungkinkan, pertimbangkan untuk membangun platform e-commerce atau bergabung dengan pasar online yang relevan. Ini dapat membuka peluang untuk menjangkau pelanggan di seluruh dunia.

5. Analitik Bisnis: Manfaatkan alat analitik untuk memahami perilaku pelanggan, tren pasar, dan kinerja bisnis Anda. Analisis data dapat membantu Anda mengambil keputusan yang lebih baik dan lebih informasi.

6. Kerjasama Digital: Terlibat dalam kolaborasi dengan bisnis lain, baik sebagai mitra atau dalam bentuk aliansi strategis. Ini dapat membantu memperluas jangkauan Anda dan membuka peluang baru.

7. Pengelolaan Rantai Pasokan Digital: Gunakan teknologi untuk mengoptimalkan rantai pasokan Anda, termasuk pemantauan inventaris, pengiriman, dan manajemen persediaan.

8. Keamanan Data dan Privasi: Pastikan perlindungan yang memadai untuk data pelanggan dan bisnis Anda. Keamanan cyber sangat penting dalam era digital.

9. Layanan Pelanggan Digital: Manfaatkan saluran digital seperti chatbot dan platform layanan pelanggan online untuk memberikan dukungan yang lebih cepat dan efisien kepada pelanggan.

10. Inovasi Berkelanjutan: Teruslah mencari cara untuk berinovasi dalam produk, layanan, dan cara bisnis dilakukan. Era digital berjalan cepat, dan inovasi akan membantu Anda tetap relevan.          

11. Pelatihan Karyawan: Pastikan tim Anda memiliki keterampilan digital yang diperlukan untuk menjalankan operasi bisnis secara efisien. Pelatihan terus menerus dapat membantu karyawan beradaptasi dengan perubahan teknologi.

12. Pengalaman Pelanggan yang Unggul: Buat pengalaman pelanggan yang mulus di seluruh saluran digital, dari situs web hingga media sosial. Perhatikan umpan balik pelanggan dan gunakan untuk perbaikan lebih lanjut.

13. Fleksibilitas dan Kepedulian: Jadilah fleksibel dalam merespons perubahan pasar dan kebutuhan pelanggan. Tetap terhubung dengan pelanggan Anda dan pertimbangkan umpan balik mereka.

 

Pemerkasaan bisnis era digital melibatkan berbagai aspek strategi, teknologi, dan budaya perusahaan. Penting untuk terus belajar, beradaptasi, dan tetap terbuka terhadap perkembangan teknologi baru serta perubahan dalam perilaku konsumen. Penjelasan lebih lengkapnya bisa tonton di https://www.youtube.com/live/_4JaA20OurY?feature=share



Dalam pemaparan narasumber, Dr, James D. D. Massie, SE., M.Si. (Dosen FEB Universitas Sam Ratulangi Manado) menjelaskan tentang Redesain Pekerjaan Revolusioner Mengantisipasi Evolusi Tenaga Kerja Hybrid di Era Society 5.0. Hot Issue bagi manager, Beberapa alasan mengapa perlu mempertimbangkan merancang kembali pekerjaan dalam sebuah organisasi di era society 5.0.

 

Hot Issue yang dihadapi manager.

1. Perubahan Paradigma Pasca-Pandemi.

2. Ketidakpastian Ekonomi dan Lingkungan Bisnis yang Dinamis.

3. Perkembangan Teknologi Disruptif Era Revolusi Industri 4.0 Menuju Era Society 5.0

4. Perubahan Demografi Tenaga Kerja

5. Budaya Organisasi Perusahaan yang Mendukung Hybrid Work

6. Pentingnya Keberlanjutan dan Penerapan ESG

 

Perubahan Paradigma Pasca Pandemi. Lebih dari dua tahun Pandemi COVID-19 telah mengubah cara kerja secara drastic dan mempercepat adopsi model kerja jarak jauh. Fleksibilitas dan otonomi bekerja mau tidak mau harus ditetapkan. Berupaya menemukan keseimbangan antara kinerja dan kesejahteraan karyawan. Contoh 1 : Sebuah Perusahaan ritel yang sebelumnya mengandalkan penjualan fisik di took, kini harus merancang ulang pekerjaannya untuk memasukkan strategi e-commerce yang kuat dan menintegrasikan penjualan offline dan online. Perusahaan teknologi terkemuka berhasil meningkatkan produktivitas karyawan dengan memberikan kebebasan dalam menentukan waktu kerja mereka, menghasilkan kepuasan kerja yang lebih tinggi dan tingkat absensi yang lebih rendah.

 

Ketidakpastian Ekonomi dan Lingkungan Bisnis yang Dinamis. Ketidakpastian ekonomi dan perubahan cepat dalam lingkungan bisnis, perlu organisasi yang lebih responsive dan adaptif. Organisasi Perusahaan yang tidak peka dan bertahan pada cara-cara/proses kerja yang biasa-biasa saja, dengan mudah tergilas oleh tuntutan zaman. Merancang ulang pekerjaan dapat membantu organisasi lebih fleksibel dalam menghadapi perubahan ekonomi dan bisnis.

 

Perkembangan Teknologi Disruptif Era Revolusi Industri 4.0 dan Era Society 5.0. Perkembangan di era revolusi industry 4.0 yang memudahkan antara Cyber Space dan Phisical Space (IoT, Robot, AI dan Big Data) hanya menghasilakn Manufacturing Environment yang Smart Factory. Aspek Manusia/Masyakarat kuat dipertimbangkan. Era Society 5.0 berupaya memudahkan antara Cyber Space dan Phisical Space untuk menghasilkan Manufactur Environment yang Super Smart Socirty. Contoh : Di era Revolusi Industri 4.0, pabrik-pabrik dapat menggunakan sensor IoT untuk mengumpulkan data tentang kondisi mesin dan produksi secara real-time. Robot dan otomatisasi dapat digunakan untuk menjalankan tugas-tugas rutinm sementara AI dan analisis Big Data dapat menganalisis data ini untuk mengoptimalkan operasi pabrik dan meramalkan masalah potensial. Di Era Society 5.0, teknologi tidak hanya digunakan untuk tujuan industri, tetapi juga untuk mengatasi masalah sosial dan ekologis. Di sektor Kesehatan, teknologi seperti telemedicine (layanan Kesehatan jarak jauh) dapat membantu orang yang tinggal di daerah terpencil untuk mendapatkan akses ke layanan medis berkualitas.

 

Perubahan Demografi Tenaga Kerja. 68,82 Juta Penduduk Indonesia adalah Generasi Y dan Generasi Z. Mereka adalah Tenaga Kerja yang mendominasi dan menggantikan tenaga kerja Baby Boomers dan X Generation. Generasi karyawan YZ masuk ke tempat kerja dengan nilai-nilai, preferensi, dan harapan yang berbeda. Muncul Gigi Economy Workers. Organisasi perlu merancang ulang pekerjaan untuk menciptakan lingkungan yang menarik bagi generasi yang berbeda.

 

Budaya Organisasi Perusahaan yang Mendukung Hybrid Work. Flexi Time, Digital Communication , Work life balance, Using Technology for collaboration, Able to self problem solving, be more respect to the result than input, pentingnya jaringan professional virtual, berkembangnya gaya berpakaian hybrid, pentingnya pengembangan diri.

 

Pentingnya keberlanjutan dan penerapan ESG. Kesadaran akan dampak lingkungan dan keberlanjutan semakin meningkat. Menkeu Sri Mulyani mengatakan implikasi perubahan iklim adalah menimbulkan resiko terbesar bagi umat manusia dan juga bagi seluruh negara, terutama bagi negara berpenghasilan rendah dan negara berkembang. Data dari BMKG, Indonesia sendiri hampir 40 tahun terakhir (1981 – 2018) setiap tahun mengalami kenaikan suhu sekitar 0,03 derajat celcius dan kenaikan permukaan air naik 0,8 – 1,2cm per tahun. Menurut menkeu, Indonesia sudah menghadapi implikasi yang tidak mudah dan tidak murah akibat climate change. Belum lagi dengan meningkatkan emisi gas rumah kaca yang setiap tahun manambahkan 4,3 persen sejak 2010. Penjelasan lebih lengkapnya bisa tonton di https://www.youtube.com/live/_4JaA20OurY?feature=share



Dalam pemaparan narasumber, Dr. Endang Sulistya Rini, SE., M.Si. (Dosen FEB Universitas Sumatera Utara Medan) menjelaskan tentang Digital Customer. Konsumen tipikal era digital saat ini memiliki akses ke banyak sumber informasi, berfungsi dalam lingkungan yang menawarkan banyak kemungkinan yang tidak diketahui di era pra Internet di satu sisi, tetapi juga merupakan karakteristik kekacauan dan pengambilan keputusan yang semakin sulit. karena informasi yang berlebihan. Konsumen yang 'menghuni' lingkungan virtual menjadi lebih menuntut dan mentransfer ekspektasi mereka ke dunia nyata, yang memaksa perusahaan untuk beradaptasi dengan tren dan tantangan yang muncul-bahkan jika dunia online bukanlah domain utama mereka. Operasi.

 

Apa itu Pelanggan Digital? Pelanggan yang terlibat dengan perusahaan pada tingkat non-fisik apa pun. Dalam arti sempit, konsumen digital dapat didefinisikan sebagai seseorang yang menggunakan perangkat seluler Dalam arti luas, sebagai konsumen elektronik, mencari dan membeli produk di Internet, memanfaatkan konten yang dipublikasikan secara online, menyadari diri mereka sendiri dan kebutuhan mereka, dan tertarik untuk menyederhanakan keputusan yang perlu mereka buat.

 

Perilaku konsumen di era digital.

1. Membandingkan kualitas produk dari ulasan di internet.

2. Utamakan kemudahan pemesanan dan pembayaran.

3. Menyukai personalisasi.

4. dibelakang oleh hype (tren)

Penjelasan lebih lengkapnya bisa tonton di https://www.youtube.com/live/_4JaA20OurY?feature=share



Dalam pemaparan narasumber, Dr. Indra Refipal Sembiring, SE., MM. (Dosen FEM Institut Pertanian Bogor) menjelaskan tentang Digital Leader, Be Prepared (Pemimpin Digital, Bersiaplah) Pemimpin Digital, Bersiaplah adalah panggilan untuk para pemimpin di berbagai bidang untuk bersiap menghadapi tantangan dan peluang yang dihadirkan oleh transformasi digital. Dalam era digital saat ini, di mana teknologi terus berkembang dengan cepat dan memberikan dampak besar terhadap berbagai aspek kehidupan manusia, pemimpin perlu memahami pentingnya adaptasi dan inovasi dalam menjalankan peran mereka. Berikut adalah beberapa poin yang perlu diperhatikan oleh pemimpin dalam bersiap menghadapi era digital:

1. Pemahaman Teknologi: Pemimpin harus memiliki pemahaman yang kuat tentang perkembangan teknologi digital dan bagaimana teknologi ini dapat memengaruhi bisnis, organisasi, dan masyarakat secara keseluruhan. Ini melibatkan pemahaman tentang tren seperti kecerdasan buatan, analitik data, IoT, dan blockchain.

2. Transformasi Bisnis: Pemimpin perlu siap menghadapi perubahan dalam model bisnis yang ada. Ini bisa melibatkan pengenalan proses baru, pengembangan produk atau layanan digital, dan menjalankan transformasi bisnis secara keseluruhan.

3. Kepemimpinan Berbasis Data: Data menjadi semakin penting dalam pengambilan keputusan. Pemimpin harus dapat menggunakan data untuk merencanakan strategi, mengidentifikasi peluang, dan mengukur kinerja.

4. Kreativitas dan Inovasi: Dalam era digital, pemimpin perlu mendorong budaya inovasi di antara tim mereka. Ini melibatkan menginspirasi ide baru, mendorong eksperimen, dan memberikan ruang untuk kreativitas.

5. Keterampilan Soft Skills: Pemimpin harus tetap memiliki keterampilan interpersonal yang kuat, seperti kemampuan berkomunikasi dengan baik, memotivasi tim, dan membangun hubungan yang kokoh.

6. Pemahaman Etika dan Privasi: Dengan ketergantungan yang semakin besar pada data dan teknologi, pemimpin harus memahami implikasi etika dan privasi dalam penggunaan teknologi.                               

7. Pendidikan dan Pengembangan Pribadi: Pemimpin perlu mengikuti perkembangan terbaru dalam dunia digital melalui pendidikan dan pengembangan pribadi.

8. Responsibilitas Sosial dan Lingkungan: Pemimpin harus juga mempertimbangkan dampak sosial dan lingkungan dari keputusan dan tindakan mereka dalam era digital ini.

 

Pemimpin Digital, Bersiaplah menggarisbawahi pentingnya adaptasi dan pembelajaran terus-menerus dalam menghadapi perubahan yang terjadi di era digital. Kemampuan untuk berinovasi, beradaptasi, dan memimpin dengan efektif dalam lingkungan yang berubah dengan cepat akan menjadi faktor kunci dalam kesuksesan pemimpin dan organisasi di masa depan. Penjelasan lebih lengkapnya bisa tonton di https://www.youtube.com/live/_4JaA20OurY?feature=share



Dalam pemaparan narasumber, Jaelani, S.E., M.M. (Dosen STIE STEKOM) menjelaskan tentang Menciptakan Satisfaction Melalui Society 5.0. Industri 5.0 mengacu pada revolusi industri ke-4 yang ditandai dengan teknologi digital yang bertujuan untuk efisiensi dan efektifitas dalam berbagai sekto melalui optimasi proses produksi. Society 5.0 adalah konsep teknologi digital dengan tujuan meningkatkan kualitas hidup dan kolaborasi optimasi serta mewujudkan lingkungan yang lebih baik. Industri 4.0 menuju society 5.0 bertujuan untuk menciptakan efisiensi dengan optimasi proses menuju kualitas hidup serta mewujudkan lingkungan yang lebih baik.

 

Industri 4.0 yang ditandai dengan otomatisasi produksi menciptakan efisiensi dan optimalisasi produksi. Kondisi ini telah merubah pola dan proses produksi dan meningkatkan kuantitas dan kualitas produk. Secara ekonomi dapat menciptakan produk yang kompetitif dan dapat menembus pasar yang luas, tetapi belum mampu menciptakan kepuasan pelanggan secara menyeluruh.

 

Society 5.0 menerapkan teknologi digitalisasi dalam proses produksi untuk meningkatkan kualitas kehidupan dan mewujudkan kelestarian lingkungan yang lebih baik. Tujuan organisasi baik bisnis maupun non bisnis adalah memberikan manfaat bagi massyarakat luas sementara keinginan masyarakat sangat kompleks dan berubah secara dinamis, dengan demikian tujuan organisasi harus mampu mengakomodir keinginan dan kebutuhan masyarakat.

 

Sumber Daya Manusia mempunyai peran yang penting dalam mendukung industri 4.0 guna mewujudkan teknologi digitalisasi dalam meningkatkan produktifitas melalui efisiensi dan efektifitas. Untuk meningkatkan kolaborasi kustomisasi dan efisiensi maka society 5.0 lebih menekankan kepada optimalisasi teknologi yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup, memecahkan masalah, dan mewujudkan lingkungan yang lebih baik. Kepuasan pelanggan menjadi ukuran dalam penerapan society 5.0 karena bertujuan dalam peningkatan kualitas hidup. Penjelasan lebih lengkapnya bisa tonton di https://www.youtube.com/live/_4JaA20OurY?feature=share