×

Bagaimana Seorang Pemimpin Harus Bersikap?

Bagaimana Seorang Pemimpin Harus Bersikap?

Menjalankan tugas sebagai seorang pemimpin nyatanya bukan hal yang mudah. Selain harus mampu membawa perusahaan ke arah yang lebih baik, juga harus bisa memimpin anggota tim untuk menuju ke arah tersebut. Tentu saja, semua itu tidak mungkin bisa dilakukan tanpa pemahaman akan arti kepemimpinan yang baik.

Kepemimpinan (leadership) merupakan proses dalam memengaruhi, memotivasi, dan membuat orang lain untuk berkontribusi terhadap kesuksesan dan efektivitas suatu organisasi atau perusahaan dalam mencapai tujuan-tujuannya.

Tidak ada cara instan untuk menjadi pemimpin teladan. Ada proses panjang yang harus dilalui hingga kualitas seorang pemimpin terbangun dalam diri seseorang. Meski begitu, ada beberapa hal yang bisa dicoba untuk membantu membangun kualitas tersebut. Berikut tips menjadi pemimpin teladan yang bisa mulai diterapkan, di antaranya :

1. Jadi Role Model

2. Pro aktif

3. Jadi pemimpin dan bukan bos

4. Menjalin hubungan yang saling menguntungkan

5. Mau mengakui kesalahan dan memberi apresiasi

Selain sifat-sifat dasar tersebut di atas, ada empat jenis kepemimpinan yang paling sering diterapkan, yaitu kepemimpinan yang demokratis, kepemimpinan yang otokratis, kepemimpinan yang bersifat afiliatif, dan kepemimpinan yang visioner.

1. Kepemimpinan yang demokratis

Seorang pemimpin yang demokratis merupakan seorang pendengar yang baik bagi para pengikutnya dan seorang pekerja tim yang baik, serta mampu memengaruhi dan berkolaborasi dengan tim yang dipimpinnya. Dengan adanya gaya kepemimpinan seperti ini, tiap masukan dari anggota tim dihargai dan komitmen dalam kerja tim dapat dirasakan melalui adanya partisipasi yang aktif dari tiap anggota. Dalam hal ini, seorang pemimpin bisnis dapat menerapkan gaya kepemimpinan ini untuk mendapatkan saran yang berguna dari para pekerjanya.

2. Kepemimpinan Otokratis

Seorang pemimpin memiliki kekuasaan absolut dan tanggung jawab penuh dalam memimpin timnya. Seorang pemimpin yang autokratis memimpin dengan memberikan perintah kepada anggotanya, memberikan ancaman kepada para bawahannya, dan memiliki kontrol yang ketat terhadap organisasi yang dipimpin. Selain itu, pemimpin yang otokratis selalu memonitor berjalannya aktivitas kerja secara terus-menerus. Dengan gaya kepemimpinan yang otokratis, seorang pemimpin bisnis dapat mengontrol perusahaannya dengan ketat. Gaya kepemimpinan ini layak digunakan ketika perusahaan sedang menghadapi krisis.

3. Kepemimpinan afiliatif

Sseorang pemimpin akan memberikan saran-saran yang efektif dan mendorong anggota timnya untuk lebih aktif dalam memberikan ide dan pendapat. Pemimpin seperti ini memiliki beberapa karakteristik, yaitu mementingkan harmoni antar para anggota timnya, berempati terhadap sesama, meningkatkan semangat para anggotanya, dan membantu dalam menyelesaikan konflik antar anggota tim. Pemimpin yang memiliki gaya kepemimpinan seperti ini menciptakan harmoni dalam tim dengan membantu membangun hubungan anta para anggotanya. Seorang pemimpin perusahaan dapat menerapkan gaya kepemimpinan seperti ini untuk memotivasi tim saat berada di saat sulit maupun untuk mempererat hubungan antar anggotanya.

4. Kepemimpinan fisionerp

emimpin dapat menginspirasi dan memotivasi para anggota timnya, berpegang teguh pada visi yang ditetapkan, dan mendorong para anggotanya untuk menjalankan tugas-tugasnya sejalan dengan tujuan besar yang ingin dicapai bersama. Seorang pemimpin yang visioner menginspirasi sesamanya dan percaya terhadap visi yang ingin dicapainya dan memiliki empati terhadap anggota tim. Seorang pemimpin yang visioner mengomunikasikan secara jelas mengenai bagaimana untuk mencapai visi tersebut dan mengapa semua usaha dalam tim (baik perusahaan maupun organisasi lainnya) diperlukan dalam mencapai visi tersebut. Gaya kepemimpinan ini diperlukan ketika bisnis atau perusahaan membutuhkan suatu visi yang baru atau perubahan drastis yang memberikan pengaruh besar terhadap perusahaan.