×

WEBINAR NASIONAL Seni dan Desain Media Digital serta Implementasinya dalam Industri 4.0

WEBINAR NASIONAL Seni dan Desain Media Digital serta Implementasinya dalam Industri 4.0

Semarang, 9 November 2023 Progdi S1-Desain Komunikasi Visual Universitas Sains dan Teknologi Komputer (Universitas STEKOM) bekerja sama dengan Fakultas Komunikasi & Desain Kreatif Universitas Budi Luhur Jakarta, Fakultas Bahasa san Seni Universitas Negeri Medan, Fakultas Desain dan Seni Kreatif Mercu Buana Jakarta, Fakultas Seni dan Desain Universitas Negeri Makassar, STIE STEKOM, Perkumpulan Komunitas Industri dan Vokasi Indonesia (PERKIVI), Perkumpulan Teacherpreneur Indonesia Cerdas (PTIC) dan https://www.Toploker.com, Sukses dalam menyelenggarakan Webinar Nasional dengan tema Seni dan Desain Media Digital serta Implementasinya dalam Industri 4.0.

 

Acara Webinar Nasional Seni dan Desain Media Digital serta Implementasinya dalam Industri 4.0 tersebut diselenggarakan Kamis, 9 November 2023 Pukul 13.00 s.d 16.00 WIB yang di laksanakan melalui Zoom Meeting dan You Tube Universitas Sains dan Teknologi Komputer (Universitas STEKOM) dan di hadiri oleh mahasiwa dan masyarakat umum.

 

Webinar Nasional ini Menghadirkan 5 Narasumber, narasumbernya yaitu Benny Muhdaliha,S.Sn. M.Sn. (Dosen FKDK Universitas Budi Luhur Jakarta), Dr. Agus Priyatno, M.Sn. (Dosen FBS/Seni Rupa Universitas Negeri Medan), Anggi Almira Rahma, S.Ds., M.Ds. (Dosen FDSK Universitas Mercu Buana Jakarta), Nurabdiansyah, S.Pd., M.Sn. (Dosen FSD Universitas Negeri Makassar), dan Ayyub Hamdanu Budi Nurmana M S., S.Sn., M.Ds. (Dosen DKV Universitas STEKOM)

 

 

Dalam pemaparan narasumber pertama, Dr. Agus Priyatno, M.Sn. (Dosen FBS/Seni Rupa Universitas Negeri Medan) menjelaskan tentang Seni Lukis di Era Industri 4.0. Manusia menciptakan lukisan di gua-gua, Lukisan diciptakan di dinding-dinding gua dengan bahan alami dan tema-tema mitologi. Peradaban theokratis - ajaran-ajaran dogmatic serta aturan-aturan religi lukisan bertema kisah- kisah keagamaan di dinding-dinding tempat peribadatan.

 

Revolusi sosial menghasilkan perubahan sistem kekuasaan dari absolut ke demokratik. sistem kekuasaan absolut monarki berubah ke sistem kekuasaan republlik. Lukisan merupakan ekspresi individu, ungkapan kebebas.

 

Sejak pendekatan ilmu pengetahuan (logika/nalar) dalam memahami fenomena alam semesta, manusia mengalami perubahan peradapan yang sangat cepat. Lukisan diciptakan para pelukis dengan tema-tema individual dan pemakaian alat dan bahan yang semakin bervariasi yang diproduksi oleh pabrik secara masal. Era industry 4.0 diama mesin cerdas telah berhasil diciptakan yang membawa manusia ke era teknologi disruptif.

 

Pecinta lukisan tidak perlu mengunjungi galeri atau museum yang jauh tempatnya dengan biaya banyak dan waktu yang lama. Dulu kita mengunjungi pameran lukisan, kini pameran lukisan yang mengunjungi kita. Pameran lukisan bisa dihadirkan di hadapan kita melalui teknologi yang ada di gadget atau komputer, bisa ditayangkan di rumah kita atau bahkan di kamar tidur kita.

 

Era industri 4,0 manusia memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence atau sering ditulis AI) yang merubah cara hidup manusia secara signifikan.

 

Lukisan bisa diciptakan dengan bantuan teknologi. Karya seni (lukisan) yang semula diciptakan secara manual di studio oleh peluukis, bisa diciptakan dengan komputer. Berbagai bahan dan alat seperti cat, minyak pengencer, kuas, palet, dan berbagai bahan dan alat lainnya tidak lagi dalam bentuk nyata, tetapi dalam bentuk virtual.

 

Pada masa  lalu sebelum era industry 4.0 para pecinta lukisan harus meluangkan waktu, melakukan perjalanan cukup jauh, mengeluarkan biaya cukup banyak untuk melihat kulisan di galeri atau museum. Kini keadaan berbeda jauh. Lukisan-lukisan dalam bentuk dile yang dipamerkan di galeri atau museum seni tanpa dindin (galeri/museum seni virtual) bisa dilihat oleh siapapun.

 

Pelukis dihadapkan pada dua pilihan. Pertama, pelukis tetap berkarya secara manual di studio dengan bahan alat yang selama ini digunakan. Pelukis yang berkreasi dengan cara ini biayanya cukup banyak, waktunya cukup lama.

 

Kedua, pelukis berkarya dengan memanfaatkan teknologi canggih yang sudah tersedia. Bekerja dengan memanfaatkan aplikasi komputer di dunia maya (virrtual). Peukis yang bekerja dengan cara ini bekerja lebih cepat, lebih mudah, dan lebih murah.

 

Lukisan yang ada didunia virtual mudah diakses dari mana saja, kapan saja, oleh siapa saja. Tidak ada lagi pembatas ruang dan waktu. Pecinta lukisan tidak perlu mengunjungi galeri atau museum yang jauh tempatnya dengan biaya banyak dan waktu yang lama. Dulu kita mengunjungi pameran lukisan, kini pameran lukisan yang mengunjungi kita. Pameran lukisan bisa dihadirkan di hadapan kita melalui teknologi yang ada di gadget atau komputer, bisa ditayangkan di rumah kita atau bahkan di kamar tidur.

 

Bagaimana nilai ekonomi lukisan di era industri 4.0 ? Ketika lukisan dalam bentuk file yang bisa dipajang di galeri atau museum tanpa dinding (galeri dan museum senivirtual). Berapakah nilai lukisan dalam bentuk file yang barangnya tidak kongkrit?. Kita hidup di era industry 4.0, di era disruptif teknologi. Era dimana teknologi canggih berperan dalam mengubah relasi manusia, mengubah pola-pola interaksi. Teknologi canggih memungkinkan lukisan yang dibuat manual dijadikan lukisan digital. Lukisan yang dicetak pada kanvas seperti lukisan yang dibuat secara manual bisa juga diciptakan secara digital. Kita berada pada zaman dimana realita dan dunia maya semakin tipis batasnya.

 

Industri 4.0 adalah pemanfaatan berbagai perangkat komputer yang saling terhubung menjadi sebuah sistem cerdas yang memungkinkan otomasi dalam industri. Campur tangan AI masuk dalam segala aspek kehidupan manusia, termasuk dalam ranah penciptaan karya seni, termasuk seni lukis. Penjelasan lebih lengkapnya bisa tonton di https://www.youtube.com/live/VmetS_z9uC4?si=2PIDDf9710G_jYwK

 


Dalam pemaparan narasumber, Benny Muhdaliha,S.Sn. M.Sn. (Dosen FKDK Universitas Budi Luhur Jakarta) menjelaskan tentang Bahasa Visual Dan Komunikasi Pada Industri Kreatif. Komunikasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, komunikasi adalah proses pengiriman dan penerimaan pesan antara dua orang atau lebih. Istilah komunikasi sendiri sebenarnya berasal dari bahasa Latin yakni communicates yang memiliki arti berbagi atau tujuan untuk mencapai kebersamaan.

 

Mengapa harus berpikir visual? 80% dari otak kita didedikasikan untuk proses visual. Pemprosesan visual bukan hal baru, ia adalah bagian dari Sejarah  manusia. Bahasa tulisan berasal dari bahasa gamabar dan sketsa.

 

Seni merupakan ekspresi dari ide, perasaan, pribadi seorang seniman terhadap apa yang menjadi sumber kegelisahannya. Desain, di sisi lain, memiliki tujuan utama untuk memecahkan masalah. Desain berorientasi pada penciptaan solusi yang efektif dan efisien untuk kebutuhan tertentu, seperti desain produk ataupun grafis.

 

Desainer bukan seniman. SENIMAN mengekspresikan diri dengan wujud artefak sebuah karya. DESAINER merupakan penyedia jasa, menyediakan jasa berupa solusi untuk kebutuhan klien dengan mengacu pada brief dari klien dengan imbalan jasa.

 

3 hal utama Desain yaitu Desain merupakan konsekuensi dari problem sosial dan teknologi, Desain merupakan solusi dari masalah dan bersifat sementara, Desain selalu terikat dengan waktu dan tempat tertentu.

 

Komunikasi Visual. Seni berkomunikasi (Arts of Communication) dengan menggunakan bahasa rupa (Visual Text) untuk menyampaikan suatu pesan dan disampaikan melalui media (desain) yang bertujuan menginformasikan, mempersuasi, mempengaruhi, hingga merubah perilaku sasaran sesuai dengan yang diinginkan.

 

7 langkah berfikir visual yaitu Ciptakan lingkungan yang mendukung kreativitas, Mulai biasakan untuk menggambar, Miliki pustaka visual, Miliki koleksi metafora visual, Gambarkan apapun dalam pikiran, Latihlah kemampuan berpikir visual, dan Baca lebih banyak buku fiksi dan fantasi. Penjelasakn lebih lengkapnya bisa tonton di https://www.youtube.com/live/VmetS_z9uC4?si=iUsMjCSDOAW9Y058

 


Dalam pemaparan narasumber, Nurabdiansyah, S.Pd., M.Sn. (Dosen FSD Universitas Negeri Makassar) menjelaskan tentang Implementasi Desain Digital dalam Pelestarian Budaya dan Komunitas Kreatif. Implementasi desain digital dalam pelestarian budaya dan pengembangan komunitas kreatif dapat menjadi langkah inovatif untuk melestarikan warisan budaya dan memperkuat identitas komunitas. Berikut adalah beberapa aspek kunci yang dapat diterapkan:

1. Rekayasa Virtual dan Augmented Reality: Desain digital dapat digunakan untuk menciptakan pengalaman virtual dan augmented reality yang memungkinkan orang untuk menjelajahi warisan budaya secara digital. Ini dapat mencakup rekonstruksi virtual situs bersejarah, pameran seni digital, atau tur virtual ke lokasi bersejarah.

2. Arsitektur Digital untuk Pelestarian Bangunan Bersejarah: Desain digital dapat diterapkan dalam merencanakan dan melestarikan bangunan bersejarah. Teknologi pemodelan 3D memungkinkan pemugaran digital dan pemeliharaan struktur sejarah tanpa merusak fisiknya.

3. Media Digital sebagai Sarana Pendidikan: Penggunaan media digital, seperti video animasi atau aplikasi pembelajaran interaktif, dapat membantu dalam menyebarkan pengetahuan budaya kepada generasi muda dan masyarakat umum. Ini membuka peluang baru untuk edukasi dan pemahaman tentang warisan budaya.

4. Kolaborasi dan Jaringan Komunitas: Platform digital dapat digunakan untuk membangun jaringan komunitas yang kuat. Ini memungkinkan para seniman, budayawan, dan komunitas lokal untuk berkolaborasi dalam proyek seni dan budaya yang dapat memperkaya identitas lokal.

5. Museum dan Galeri Digital: Desain digital dapat membantu dalam menciptakan museum dan galeri digital yang dapat diakses secara global. Koleksi seni dan budaya dapat diunggah dan dijelajahi oleh publik secara online, memperluas jangkauan potensi pengunjung.

6. Pengembangan Aplikasi Budaya: Aplikasi berbasis desain digital dapat diciptakan untuk memfasilitasi interaksi dengan budaya lokal. Ini bisa mencakup panduan wisata digital, aplikasi bahasa dan cerita digital yang menghidupkan kembali cerita rakyat, atau permainan edukatif yang terkait dengan warisan budaya.

7. Pemberdayaan Seniman Lokal: Desain digital memberikan peluang bagi seniman lokal untuk mengekspresikan kreativitas mereka dalam bentuk digital. Ini dapat mencakup seni digital, desain grafis, atau animasi yang mencerminkan warisan budaya dan memperkuat ekonomi kreatif di komunitas.

8. Pengembangan Konten Interaktif: Menciptakan konten interaktif seperti tur virtual, kuis budaya, atau pameran online dapat meningkatkan keterlibatan masyarakat dan pengunjung dalam pemahaman dan pelestarian budaya.

 

Implementasi desain digital tidak hanya berkontribusi pada pelestarian warisan budaya tetapi juga merangsang pertumbuhan ekonomi lokal melalui kreativitas dan inovasi. Dengan melibatkan teknologi digital, komunitas dapat memanfaatkan kekuatan desain untuk melestarikan dan memperkuat kekayaan budaya mereka. Penjelasan lebih lengkapnya bisa tonton di https://www.youtube.com/live/VmetS_z9uC4?si=pzIubvjdn-05xPhI

 


Dalam pemaparan narasumber, Anggi Almira Rahma, S.Ds., M.Ds. (Dosen FDSK Universitas Mercu Buana Jakarta)  menjelaskan tentang Interactive Design dalam Virtual Exhibition. Interaction design atau desain interaksi merupakan struktur dan perilaku sistem interaksi. Desain interaksi akan menghasilkan hubungan yang bermakna antara pengguna, produk, dan layanan yang digunakan.

 

Interactive design dalam virtual exhibition memberikan pengalaman yang lebih mendalam dan menarik bagi pengunjung. Berikut adalah beberapa elemen kunci dalam mengintegrasikan desain interaktif dalam pameran virtual:

1. Navigasi Interaktif: Rancanglah navigasi yang intuitif dan interaktif untuk memungkinkan pengunjung menjelajahi pameran dengan mudah. Gunakan peta pameran virtual atau menu interaktif yang memungkinkan pengguna memilih area atau topik yang menarik minat mereka.

2. Pameran 3D dan Model Interaktif: Gunakan desain 3D untuk menampilkan objek dan artefak pameran. Pengunjung dapat memutar, memperbesar, atau memindahkan objek untuk mendapatkan pandangan yang lebih dekat, memberikan pengalaman nyata seolah-olah mereka berada di lokasi fisik.

3. Sesi Live Streaming dan Webinar: Sediakan sesi live streaming atau webinar untuk memberikan pengunjung kesempatan untuk terlibat langsung dengan kurator, seniman, atau pakar bidang tertentu. Hal ini menciptakan pengalaman yang lebih dinamis dan interaktif.

4. Chat Interaktif dan Kolaborasi: Tambahkan fitur chat interaktif yang memungkinkan pengunjung berinteraksi satu sama lain atau bertanya kepada penyelenggara pameran. Ini bisa menciptakan diskusi yang bermanfaat dan merangsang kolaborasi.

5. Permainan Edukatif: Integrasi permainan atau aktivitas interaktif yang mendidik dapat membuat pameran lebih menarik. Misalnya, kuis budaya, teka-teki, atau aktivitas interaktif lainnya yang terkait dengan tema pameran.

6. Panduan Virtual dan Penjelasan: Sertakan panduan virtual yang memberikan penjelasan rinci tentang setiap bagian pameran. Ini dapat berupa teks, audio, atau video yang memberikan konteks tambahan dan memperkaya pemahaman pengunjung.

7. Eksplorasi Virtual Reality (VR) dan Augmented Reality (AR): Jika memungkinkan, pertimbangkan penggunaan teknologi VR atau AR untuk memberikan pengalaman yang lebih immersif. Pengunjung dapat menggunakan perangkat VR atau AR untuk merasakan pameran seolah-olah mereka berada di lokasi fisik.

8. Galeri Multimedia: Tampilkan karya seni, video, atau elemen multimedia lainnya dalam galeri interaktif. Pengunjung dapat mengklik dan mengeksplorasi setiap karya dengan lebih rinci.

9. Interaksi dengan Koleksi Digital: Jika pameran melibatkan koleksi digital, rancanglah fitur interaktif yang memungkinkan pengunjung menyelidiki, mengklik, dan mempelajari lebih lanjut tentang setiap item dalam koleksi.

10. Umpan Balik dan Kuesioner: Sediakan mekanisme umpan balik atau kuesioner untuk mendapatkan tanggapan dari pengunjung. Hal ini dapat membantu penyelenggara memahami pengalaman pengunjung dan meningkatkan pameran di masa depan.

 

Dengan menggabungkan elemen-elemen ini, desain interaktif dalam virtual exhibition dapat menciptakan pengalaman yang lebih mendalam, edukatif, dan berkesan bagi pengunjung. Penjelasan lebih lengkapnya bisa tonton di https://www.youtube.com/live/VmetS_z9uC4?si=nRO16BAE3ME-Frab

 


Dalam pemaparan narasumber, Ayyub Hamdanu Budi Nurmana M S., S.Sn., M.Ds. (Dosen DKV Universitas STEKOM) menjelaskan tentang Memajukan Komik Indonesia di Era Industri 4.0. Apa itu Komik? Menurut Scott McCloud Komik merupakan gambar-gambar dan lambing-lambang lain yang terjukstaposisi (Posisi berdekatan atau bersebelahan) dalam urutan tertentu, yang bertujuan untuk memberikan informasi atau untuk mencapai tanggapan estetis dari para pembacanya.

 

Jenis komik. Komik Strip, komik dengan cerita yang tamat hanya dalam satu halaman. Komik Oneshot, komik dengan cerita yang tamat dalam satu atau beberapa chapter.

 

Perkembangan komik di era industry 4.0, siring perkembangan teknologi komik bisa diakses di media digital. Tidak hanya dalam bentuk buku. Adapaun kelebihan dari komik digital yaitu 1 Akses Mudah. Komik digital dapat diakses dengan mudah melalui perangkat elektronik seperti ponsel, tablet, atau komputer, sehingga anda dapat membaca kapan saja dan dimana saja. 2 Ruang Tidak Terbatas. Anda dapat memiliki koleksi komik digital tanpa harus menyimpan fisiknya, menghemat ruang penyimpanan. 3 Mudah Dibagikan. Anda dapat dengan mudah membagikan komik digital dengan teman-teman atau keluarga melalui email atau media sosial. 4 Ramah Lingkungan. Tidak ada cetakan fisik dalam komik digital, sehingga lebih ramah lingkungan. 5 Kemampuan Pencarian. Anda dapat dengan mudah mencari komik berdasarkan judul, genre, atau karakter, yang sulit dilakukan dengan komik fisik.

 

Memajukan Komik Indonesia di Era Industri 4.0. 1. Banyak Komikus Indonesia memiliki kemampuan setara dengan Komikus Internasional. Mereka bisa memilih platform komik luar dan dalam negeri untuk mendapatkan keuntungan. 2. Harus ada hilirisasi industry komik. Hilirisasi adalah suatu proses transdormasi ekonomi berkelanjutan di mana kebijakan industrialisasi berbasis komoditas bernilai tambah tinggi, menuju struktur ekonomi yang lebih kompleks. Penjelaskan lebih lengkapnya bisa tonton di https://www.youtube.com/live/VmetS_z9uC4?si=jdSzcKFHvsnwCz-W