×

WEBINAR INTERNATIONAL : The Future of Remote Work and Hybrid Work Models

WEBINAR INTERNATIONAL  : The Future of Remote Work and Hybrid Work Models

WEBINAR INTERNATIONAL : The Future of Remote Work and Hybrid Work Models

Universitas STEKOM, Indonesia – Seminar Internasional bertajuk “The Future of Remote Work and Hybrid Work Models” menampilkan sejumlah pembicara Internasional untuk membahas lebih detail mengenai masa depan model kerja jarak jauh dan kerja hybrid serta bagaimana organisasi dapat secara strategis menerapkan dan mengoptimalkan model kerja jarak jauh dan kerja hybrid tersebut.

Pembuka Seminar :

1. Dr. Joseph Teguh Santoso (Rektor Universitas STEKOM)

Pembicara Seminar :

1.    Olena Semenog (Doktor Ilmu Pedagogis, Profesor, Kepala Departemen Bahasa dan Sastra Ukraina) SSPU, Ukraine

2.    Marharyta Parshyna (Ph.D. in Economic Sciences, Assoc Prof of International Economic Relations & Regional Studies Dept) UMCF, Ukraine

3.    Urfan Sakarov (Kepala Pusat Informasi Mahasiswa) WCU, Azerbaijan

4.    Setiyo Adi Nugroho, M.Kom. (Dosen Jurusan Sistem Komputer) STEKOM, Indonesia

Pembawa Acara : Novita (Hubungan Internasional Universitas STEKOM)

Webinar Internasional ini membahas mengenai masa depan model kerja hybrid dan kerja jarak jauh. Masa depan model kerja hybrid dan kerja jarak jauh tersebut melibatkan pemanfaatan teknologi yang kuat, seperti konektivitas internet yang cepat, alat kolaborasi virtual, cloud computing dan kecerdasan buatan. Hal ini memang dapat menghasilkan penghematan biaya, peningkatan efisiensi dan produktivitas karyawan, serta rekrutmen yang lebih efektif. Namun, disisi lain tantangan seperti kejenuhan, gangguan keseimbangan kehidupan kerja dan kurangnya inovasi kolaboratif harus diatasi melalui disiplin diri, pengaturan batas dan perubahan kepemimpinan.

Dalam seminar tersebut disampaikan bahwa model kerja jarak jauh dan pembelajaran jarak jauh telah menjadi penting sejak pandemi COVID-19. Seperti diketahui bahwa pandemi COVID-19 telah mengubah cara kita belajar, bekerja dan berinteraksi. Oleh karena itu, dalam menghadapi situasi tersebut kita perlu beradaptasi dari pembelajaran tatap muka menjadi pembelajaran online. Memilih alat dan lingkungan belajar yang tepat serta mengatasi tantangan teknis adalah kunci keberhasilan dalam pembelajaran dan bekerja secara remote atau jarak jauh. Pembelajaran dan bekerja dari jarak jauh tentu memiliki keuntungan dan kerugian tersendiri. Keuntungannya yaitu mampu meningkatkan efisiensi dan fleksibilitas dalam waktu dan lokasi serta dapat meningkatkan peluang globalisasi. Namun ternyata bekerja dari jarak jauh juga memiliki kelemahan diantaranya menimbulkan masalah kesehatan fisik dan sosial serta tantangan teknis.

Dampak tidak langsung dari pembelajaran dan bekerja dari jarak jauh yang juga menarik perhatian adalah perubahan preferensi tempat kerja dari kantor ke rumah atau sebaliknya. Disatu sisi mayoritas siswa lebih suka belajar di rumah, sementara pebisnis cenderung lebih memilih bekerja di kantor. Oleh karena itu, harus mampu menjaga keseimbangan antara bekerja dari rumah atau kantor dalam semua kasus dan mengidentifikasi serta menemukan solusi terhadap masalah yang mungkin terjadi, termasuk menjaga efektivitas situasi untuk pekerja, pengusaha dan pendidikan. Selain itu, dalam pembelajaran jarak jauh juga terdapat beberapa tantangan mengajar yang dihadapi diantaranya menjaga keterlibatan siswa, menemukan trik khusus untuk menarik perhatian dan memotivasi siswa untuk belajar topik baru.

Tidak dapat dipungkiri bahwa kemajuan teknologi dapat meningkatkan produktivitas kerja, namun yang tidak kalah penting adalah menjaga kesehatan fisik dan interaksi sosial dalam model kerja hybrid dan jarak jauh. Karena seperti diketahui bahwa saat ini banyak orang lebih memilih duduk di depan komputer hanya untuk melakukan semuanya secara online. Sehingga penting untuk memperhatikan kesehatan fisik dalam bekerja secara online dan menghindari gaya hidup yang kurang aktif. Karena dampak teknologi terhadap interaksi sosial dan kehidupan sosial semakin mengisolasi dalam model kerja jarak jauh.

Dalam seminar ini juga memberikan wawasan penting tentang bagaimana cara meraih kesuksesan dalam model kerja hybrid dan jarak jauh. Teknologi saat ini telah membentuk masa depan model kerja hybrid dan jarak jauh dengan infrastruktur teknologi yang kuat, konektivitas internet yang cepat dan alat kolaborasi virtual yang penting. Konektivitas internet yang cepat dan teknologi 4G dan 5G berperan penting dalam mendukung kesuksesan model kerja hybrid dan jarak jauh. Selain itu, alat kolaborasi virtual seperti Zoom, Google Meet dan Microsoft Teams juga turut memfasilitasi komunikasi dan kolaborasi tanpa batasan lokasi. Teknologi pendukung lainnya yaitu cloud computing merupakan sistem informasi yang memungkinkan kemudahan akses pada komponen sumber daya seperti server, aplikasi dan database melalui jaringan internet. Cloud computing berperan penting dalam berbagi file dan kolaborasi dalam lingkungan kerja jarak jauh. Selanjutnya adalah kecerdasan buatan dan virtual reality (VR) serta augmented reality (AR) yang memberikan peluang baru dalam meningkatkan produktivitas dan pengalaman belajar. VR dan AR digunakan untuk pelatihan karyawan, simulasi produksi dan desain produk. Penggunaan VR dan AR telah terbukti membantu meningkatkan efisiensi dan mengurangi biaya dalam jangka panjang.

Model kerja hybrid dan jarak jauh dapat memberikan manfaat dalam penghematan biaya, peningkatan efisiensi dan produktivitas karyawan, serta alat rekrutmen yang efektif. Penghematan biaya merupakan manfaat utama dari model kerja hybrid, baik bagi karyawan maupun perusahaan. Kemudian peningkatan efisiensi dan produktivitas karyawan merupakan dampak positif dari penerapan model kerja hybrid dan jarak jauh. Dalam model kerja hybrid dan jarak jauh juga memungkinkan rekrutmen yang efektif tanpa batasan geografis. Namun, terlepas dari semua manfaat yang didapat dari model kerja hybrid, ternyata model kerja hybrid juga menimbulkan tantangan seperti kelelahan dan gangguan keseimbangan antara kehidupan kerja dan pribadi. Tantangan dalam kelelahan dan gangguan keseimbangan antara pekerjaan dan pribadi terutama dirasakan pada orang tua yang bekerja secara hybrid dan jarak jauh. Selanjutnya, tantangan mengenai kesulitan bagi karyawan baru dalam beradaptasi dengan budaya perusahaan dan hilangnya hubungan interpersonal ketika kerja jarak jauh. Hal ini disebabkan karena kurangnya interaksi langsung yang membuat pengembangan dan orientasi karyawan menjadi lebih ekstra. Tantangan terakhir adalah hilangnya inovasi dan kolaborasi yang umumnya terjadi dalam pertemuan langsung di kantor, serta hambatan teknis bagi karyawan yang belum berpengalaman dalam bekerja jarak jauh.

Untuk mengatasi tantangan tersebut maka manajer manajemen perlu mengubah kepemimpinannya untuk menerapkan praktik yang mengembangkan kesadaran sosial dan emosional karyawan, terlepas dari lokasi mereka. Kesadaran sosial dan emosional karyawan merupakan hal penting untuk dikembangkan ketika bekerja dari jarak jauh, karena untuk memastikan koheksi tim dan rasa memiliki organisasi. Kemudian dukungan jaringan dan hubungan informal juga diperlukan untuk mengatasi hilangnya pembelajaran informal yang terjadi ketika bekerja jarak jauh. Dalam pengembangan teknologi yang harus dipertimbangkan sebaiknya tidak hanya dari segi persyaratan ekspansinya saja, tetapi juga dampak sosialnya karena untuk memastikan kondisi kerja yang efektif dan kondusif.