![Stress Akademik pada Mahasiswa yang Kuliah Sambil Bekerja](https://portalberita.stekom.ac.id/assets/images/berita/stress-akademik-pada-mahasiswa-yang-kuliah-sambil-bekerja.jpg)
Fenomena
mahasiswa yang kuliah sambil bekerja bukan merupakan hal baru. Ada beberapa
alasan kenapa mahasiswa memilih untuk bekerja seperti keinginan untuk
mendapatkan pengalaman kerja, melatih kemandirian, dan untuk memenuhi kebutuhan
hidup. Dalam menjalankan kedua peran tersebut tentu bukanlah hal yang mudah,
terdapat banyak kendala yang harus dialami oleh mahasiswa diantaranya, sulit
berkonsentrasi, kesulitan dalam membagi waktu, kehilangan fokus, dan menunda-nunda
pekerjaan yang dapat berujung pada kondisi stress.
Stress sendiri
memiliki arti hasil dari reaksi ketika dihadapkan pada situasi yang dianggap
berbahaya sehingga memunculkan perasaan tertekan baik secara psikis maupun
fisik. Pada mahasiswa umumnya memiliki tingkat stress yang lebih tinggi. Mahasiswa
yang tidak mampu mengelola stress dengan baik cenderung akan mengalami
penurunan dalam prestasi belajar. Penurunan ini dapat memberikan tekanan bagi
mahasiswa terutama bagi mahasiswa yang kuliah sambil bekerja yang biasanya
cenderung kesulitan untuk menerima proses pembelajaran di kampus akibat
kesulitan dalam membagi waktu dan pikiran. Tekanan-tekanan dalam bidang
akademik akan menimbulkan stressor baru yaitu stress akademik
Stress akademik merupakan suatu kondisi dimana individu memiliki tekanan psikologis yang dapat disebabkan karena adanya penilaian atau ekspektasi yang timbul dalam diri seseorang mengenai performa keberhasilan dalam bidang akademik sehingga memunculkan perasaan kekhawatiran ataupun ketakutan untuk mengalami kegagalan dalam bidang akademik. Stress akademik dapat mengakibatkan perasaan gelisah, cemas, sedih, sakit kepala, jantung berdebar-debar, insomnia dan sebagainya. Bagi mahasiswa yang kuliah sambil bekerja tentu menginginkan kehidupan antara kuliah dan bekerja berjalan sacara beriringan. Oleh karena itu, disinilah letak pentingnya mengelola stress akademik dengan baik.
1.Mencari dukungan dari keluarga dan lingkungan sosial
Faktor yang melatarbelakangi timbulnya stress akademik adalah adanya tekanan dari orangtua dan lingkungan sosial. Untuk mengatasi hal tersebut, belajar dalam membangun komunikasi dengan orang tua menjadi alternatif pertama. Ceritakan permasalahan yang dialami agar orangtua dapat memahami kondisi psikologis serta memberikan dukungan positif. Hasilnya harga diri lebih meningkat serta mengurangi tekanan-tekanan akademik.
2.Memperhatikan Kartu Rencana Studi serta beban kuliah
Dengan memperhatikan kartu rencana studi sedikit banyak akan diketahui beban perkuliahan yang akan didapat seperti apa. Dengan begitu mahasiswa yang memutuskan untuk kuliah sambil kerja dapat memperkirakan sejauhmana mahasiswa dapat membagi waktu, pikiran dan tenaga untuk kuliah dan bekerja. Ini dilakukan untuk meminmalisir terhadap kelalaian dalam mengerjakan tugas kuliah ataupun performa dalam belajar.
3.Mempelajari cara belajar yang efektif
Cari tahu pola belajar seperti apa yang efektif, bisa dilakukan secara mandiri, bersama teman atau dengan para dosen terkait matakuliah. Mencari cara belajar efektif tidak hanya berdasarkan cara belajar saja namun dapat berupa waktu pembelajaran yang efektif. Oleh karena itu pilihlah waktu ketika pikiran sedang segar atau ketika tubuh sedang tidak dalam kondisi lelah.
4.Jalani proses hidup secara seimbang.
Tujuan utama mahasiswa untuk kuliah adalah mendapatkan ilmu yang pada akhirnya mendapatkan gelar pendidikan pada bidang tertentu. Oleh karena itu ketika mahasiswa sudah merasa kesulitan dalam membagi prioritasnya maka fokuslah pada tujuan utama yaitu untuk berkuliah bukan untuk bekerja. Jadikan pekerjaan sebagai kegiatan di waktu luang. Jangan lupa untuk meluangkan waktu untuk diri sendiri dan melakukan hal yang menyenangkan sebagai bentuk apresiasi terhadap pencapaian yang telah dilakukan.