Gabisa nongkrong karena di larang sama pasangan

Gabisa nongkrong karena di larang sama pasangan

Punya pasangan yang perhatian itu menyenangkan. Tapi kalau perhatian itu berubah jadi larangan yang gak masuk akal, seperti gak boleh nongkrong sama teman sendiri, kamu perlu waspada. Apakah ini bentuk cinta, atau justru mulai masuk ke wilayah kontrol?

Larangan seperti ini kadang dibungkus dengan alasan yang terdengar manis, semacam, “Aku gak tenang kalau kamu keluar malam” atau “Aku gak suka kamu main sama mereka.” Awalnya mungkin kamu anggap wajar. Tapi kalau larangannya makin sering dan kamu jadi menjauh dari teman atau keluarga karena permintaannya, ini perlu dipertanyakan.

Hubungan Gak Seharusnya Bikin Kamu Kehilangan Diri Sendiri

Dalam hubungan yang sehat, kamu tetap bisa jadi diri sendiri. Kamu tetap bisa hangout bareng teman, fokus ke karier atau studi, dan punya kehidupan sosial yang sehat. Tapi kalau pasanganmu bikin kamu harus memilih antara dia atau teman-temanmu, itu bukan cinta yang sehat.

Teman dan lingkungan sosial penting buat keseimbangan hidup. Pasangan yang suportif gak bakal bikin kamu merasa bersalah hanya karena kamu butuh waktu di luar hubungan.

Protektif atau Posesif, Bedanya Jelas

Memang, ada pasangan yang protektif karena peduli. Tapi kalau kamu merasa dikekang atau dimanipulasi supaya nurut terus, itu udah masuk ke ranah posesif. Dan hubungan seperti ini bisa bikin kamu pelan-pelan kehilangan kebebasan.

Cinta yang sehat dibangun atas dasar saling percaya. Kalau dia gak bisa percaya kamu bisa jaga diri saat bersama teman-temanmu, mungkin masalahnya bukan di kamu—tapi di rasa amannya sendiri.

Komunikasi Itu Kunci

Kalau kamu mulai merasa terbatasi, coba ajak pasanganmu ngobrol dari hati ke hati. Jelaskan bahwa kamu butuh ruang dan waktu untuk dirimu sendiri, termasuk bersosialisasi. Kalau dia bisa menerima dan ngerti, itu pertanda baik. Tapi kalau dia malah makin ngatur atau merajuk, kamu harus mulai berpikir ulang: ini hubungan sehat atau justru bikin kamu stres?