×

“Dua Langkah Maju Kulah dan Kerja di Usia 17”

“Dua Langkah Maju Kulah dan Kerja di Usia 17”

Halo semua! Saya Dina Wahyu Fitriana dari program studi S1 Hukum. Saya bertempat tinggal di Boyolali dan saat ini masih berusia 17 tahun. Setiap hal yang tertulis dalam paragraf ini membawa semua mimpi dan usaha yang saya harapkan dan selalu saya doakan. Semoga setiap tulisan saya bisa menjadi secercah harapan serta inspirasi bagi teman-teman semua ya! Aamiin.Teman-teman, apakah kalian pernah membaca sebuah kalimat yang bilang, “KALO MIMPINYA BESAR, USAHANYA GA BOLEH KECIL”? Mungkin terdengar hanya sebagai kalimat yang tidak mempunyai makna besar, tapi bagi saya, satu kalimat itu adalah dorongan terbesar dalam 17 tahun ini. Kenapa menjadi dorongan terbesar? Izinkan saya membawa cerita singkat tentang mimpi saya.


Saya bersekolah di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang mengharuskan setiap siswanya untuk menjalankan PKL/Magang selama 6 bulan. Namun, di Semarang, saya hanya tinggal selama 5 bulan dan 1 bulan terakhir kembali ke sekolah. Kebetulan, saya PKL di Semarang, tepatnya di BPTIK DIKBUD JATENG. Lima bulan menurut saya bukan waktu yang sedikit, dan finansial yang dikeluarkan orang tua saya juga tentunya sebanding dengan waktu yang saya habiskan di sana.

 Singkat cerita, di bulan akhir masa PKL, saya mulai berpikir, “Kalau bisa, jangan fokus kuliah saja, kasihan orang tua.” Akhirnya, setelah lama berpikir dan berdoa, saya mulai membulatkan tekad untuk berani membentuk mimpi “KERJA SAMBIL KULIAH,” walau banyak yang bilang itu tidak mungkin karena saya masih 17 tahun dan pasti sulit mencari kerja di tahun ini. Walaupun begitu, saya tetap yakin saya bisa karena orang tua saya juga bilang saya bisa.


 Selama 1 bulan terakhir masa sekolah sebelum kelulusan, saya mulai mencari info lowongan kerja dan universitas karena saya merasa, “Kalau tidak sekarang, kapan lagi? Kesempatan tidak datang dua kali.” Setiap hari saya selalu mengirimkan CV ke berbagai macam lowongan yang saya dapat dari media sosial. Namun, tidak ada satu pun yang memberi respon sesuai harapan saya. Saya tidak hanya bergelut dengan info lowongan setiap harinya, tetapi saya juga berusaha mencari universitas yang dapat memberikan waktu fleksibel dan tentu dengan kualitas yang terbaik. Selain bimbang tentang kerja dan kuliah saat itu, saya juga menjadi salah satu panitia inti di acara kelulusan sekolah. Antara keluh kesah tentang masa kini dan masa depan, rasanya benar-benar membuat pikiran saya down.


Singkat cerita, dengan ketetapan hati dan dukungan dari orang tua, saya memutuskan untuk berkuliah di Universitas STEKOM yang ternyata juga mempunyai program studi yang saya impi-impikan sejak dulu, yaitu S1 Hukum. Selain itu, Universitas STEKOM mampu memberikan waktu yang fleksibel untuk setiap mahasiswanya sehingga tidak hanya fokus kuliah saja, tentu dengan biaya yang terjangkau juga, sehingga membuat hati saya dan orang tua saya yakin memilih Universitas STEKOM.