×

"Menunda Bukan Berarti Gagal"

"Menunda Bukan Berarti Gagal"

Hai, everyone! Namaku Arni, lulusan SMA tahun 2021, dan baru memulai kuliah di tahun 2023 di Universitas STEKOM. Sedikit cerita mengapa aku baru memulai kuliah di tahun kedua setelah kelulusanku. Ya, beda kaki, beda sepatu, beda pula cerita perjalanannya. Di saat teman-temanku sibuk mencari universitas, aku sibuk mencari pekerjaan. Sekarang, ketika teman-temanku sibuk mempersiapkan kelulusan, aku baru saja disibukkan dengan kuliah pertama dan juga pekerjaanku. Tapi itu tidak masalah, karena setiap orang memiliki cerita perjalanan masing-masing.


Setelah lulus SMA, aku sangat ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi. Bahkan, saat itu aku termasuk dalam kategori siswa yang bisa mendaftar ke perguruan tinggi melalui jalur SNMPTN, atau jalur nilai rapor. Aku sangat senang karena usaha belajarku setiap malam untuk mendapatkan nilai rapor yang baik tidak sia-sia. Namun, sayangnya, harapanku pupus ketika ayahku mengalami kecelakaan kerja yang mengakibatkan patah tulang di tangannya. Ayahku tidak bisa bekerja lagi, dan aku tidak mungkin membiarkan ibuku berjuang sendirian untuk membiayai kuliahku, terutama karena aku masih memiliki dua adik yang juga harus sekolah.


Awalnya, aku berencana mengambil beasiswa agar tetap bisa kuliah. Namun, setelah berkonsultasi dengan guruku, beliau mengatakan bahwa meskipun aku mendapat beasiswa, aku tetap perlu mengeluarkan uang untuk kebutuhan lain yang tidak sedikit. Mengingat kondisi keuangan keluargaku, aku tahu itu tidak mungkin. Setelah berpikir panjang, aku memutuskan untuk menunda keinginan kuliah. Meskipun begitu, aku tetap bertekad bahwa suatu hari aku akan kuliah tanpa membebani orang tuaku.

Tidak lama setelah kelulusan, aku sangat bersyukur mendapatkan pekerjaan sebagai pegawai di sebuah toko sepatu. Meskipun hanya pekerjaan sederhana, itu membuatku tidak berlarut-larut dalam kesedihan karena tidak bisa kuliah. Aku juga bisa menabung sedikit demi sedikit untuk biaya kuliah. Setelah setahun bekerja, aku berpikir untuk mendaftar perguruan tinggi melalui jalur SBMPTN. Namun, tabunganku tidak cukup, dan persiapan belajarku kurang maksimal, sehingga aku tidak bisa kuliah di tahun pertama setelah lulus.

Di tahun kedua, aku hampir kehilangan semangat untuk kuliah karena melihat tabunganku yang tidak pernah cukup. Suatu hari, tiba-tiba muncul di beranda Instagramku tentang Universitas STEKOM, di mana universitas tersebut menawarkan kuliah sambil bekerja dengan biaya terjangkau. Aku sangat senang karena ketika semangatku mulai pudar, Allah membangkitkannya kembali melalui iklan Universitas STEKOM. Untuk meyakinkan diriku, aku mencari tahu lebih dalam tentang universitas tersebut dan akhirnya memutuskan untuk kuliah di sana.

 Namun, perjuanganku tidak berhenti di situ. Setelah mendaftar, aku memutuskan untuk merantau dan mencari pekerjaan baru di kota tempat universitasku berada, karena aku ingin memaksimalkan kuliahku. Di awal semester, berhari-hari aku kuliah sambil mencari pekerjaan di kota yang belum pernah aku kunjungi sebelumnya. Berkat doa orang tua dan kerja kerasku, aku