Hai teman-teman!Perkenalkan, nama aku Bella Ery Febriya, biasanya dipanggil Bella.
Aku lahir di Gunungkidul, 23 Februari 2006. Aku merupakan mahasiswi baru program studi S1 Manajemen di STIE STEKOM. Aku adalah bagian dari generasi Z, yang katanya lemah. Tapi kali ini, aku akan menceritakan kisah singkatku, semoga dapat menginspirasi.
Siapa di sini yang ingin kuliah tapi ada masalah ekonomi?Jika iya, kita sama kok!
Kalian ingin kuliah tapi tidak ada biaya? Jangan berkecil hati dulu, jangan ya, dek, jangan.
Jangan cuma menangis meratapi hidup yang tidak bisa kuliah, hehehe...
Ingat ya, masa depan yang cerah tergantung pada niat, usaha, dan tujuan yang ingin dicapai. Masa depan yang indah tidak akan diraih dengan jalan yang mudah. Aku selalu yakin bahwa kadang kita perlu melewati hal terburuk untuk mendapatkan yang terbaik
Sebelumnya, aku akan menceritakan sedikit tentang kehidupanku.Aku terlahir bukan dari keluarga menengah ke atas, melainkan dari keluarga sederhana. Nama ayahku Budi Sugiman, beliau menderita penyakit diabetes selama puluhan tahun hingga akhirnya meninggal. Beliau meninggal saat aku berulang tahun yang ke-17, atau yang biasa disebut dengan "sweet seventeen", yaitu momen istimewa yang berkesan dalam hidup seseorang. Kejadian itu membuatku berpikir, "bukannya gunung jika tidak ada tanjakan, bukan laut jika tidak ada ombaknya, dan bukan hidup jika tidak ada cobaan." Semua itu aku anggap sebagai cobaan. Saat itu, aku duduk di kelas 3 SMA.
Ibuku bernama Sri Lestari (53 tahun), seorang petani lulusan SMP. Meskipun orangtuaku tidak berpendidikan tinggi, mereka mampu mendidikku dengan baik. Aku adalah anak kedua dari dua bersaudara. Aku mempunyai kakak laki-laki bernama Endar Budi Santoso (31 tahun). Kakakku selalu mendukungku dalam segala hal. Kakakku sudah berkeluarga, dan aku bersyukur karena kakak iparku menganggap aku seperti adik kandungnya sendiri.
Dengan kehidupan sederhana dan tanpa ayah, aku tetap punya
mimpi besar, yaitu menjadi seorang sarjana. Banyak orang bilang, "buat apa
anak perempuan harus sekolah tinggi-tinggi, ujung-ujungnya juga di dapur."
Tapi aku berpikir bahwa kuliah bukan hanya untuk mendapatkan gelar, melainkan
untuk menambah wawasan, ilmu, dan pengalaman.
Aku tetap semangat untuk kuliah, meskipun ekonomi keluargaku
pas-pasan. Awalnya aku bingung, apakah kuliah sambil kerja itu bisa? Aku
mencoba mencari informasi di internet, bukan hanya mencari kampus, tapi juga
lowongan kerja. Puluhan lamaran sudah tersebar, tapi belum ada satu pun yang
diterima. Aku sempat berpikir untuk bekerja saja agar bisa membantu ekonomi
keluarga, namun di sisi lain aku juga ingin kuliah. Seiring berjalannya waktu,
aku mendapat panggilan interview di sebuah PT, dan aku diterima bekerja di
sana.
Aku tahu, kerja di pabrik itu berat. Pada hari ketiga bekerja, aku sangat kelelahan karena harus berdiri selama 7 jam. Tapi setiap kali merasa capek, aku selalu ingat bahwa aku bekerja di sini untuk biaya kuliahku. Meskipun sudah bekerja, aku tidak lupa dengan tujuan utamaku, yaitu kuliah. Aku mencari informasi tentang kampus yang memungkinkan kuliah sambil bekerja, dan akhirnya memutuskan untuk kuliah di STIE STEKOM. Kampus ini sangat fleksibel dan biayanya terjangkau, cocok untukku yang bekerja di pabrik. Selain suka mendengar notifikasi dari BRImo, aku juga suka kuliah di STIE STEKOM, hihihi...
Aku harus pandai membagi waktu antara bekerja, belajar, dan
istirahat. Selain itu, aku juga harus bijak dalam mengatur penghasilan untuk
biaya kuliah, makan, kebutuhan orangtua, dan kos, karena hidup di perantauan
membuatku harus hemat. Dengan dukungan keluarga, aku yakin bisa kuliah sambil
bekerja. Walaupun pasti sangat melelahkan, tapi ingatlah, "Witing mulyo
jalaran wani rekoso," yang artinya, kesuksesan tumbuh karena berani
berusaha terlebih dahulu.
Untuk kalian
yang kuliah sambil kerja, kalian hebat! Semangat terus untuk kita yang butuh
uang demi kuliah, butuh kuliah demi kerja, dan butuh kerja demi uang. Masihkah
ada yang bilang kalau generasi Z itu lemah?
Tidak ada
yang praktis di dunia ini. Semua butuh proses. Bahkan untuk mimpi yang indah,
kita harus tidur dulu. Percayalah, semua rasa lelah yang kamu rasakan akan
berbuah manis di masa depan.