WEBINAR NASIONAL Digitalisasi Bisnis UMKM untuk Meningkatkan Daya saing

WEBINAR NASIONAL Digitalisasi Bisnis UMKM untuk Meningkatkan Daya saing

Semarang, 19 Desember 2023 Progdi S1 Manajemen STIE STEKOM dan Univ. STEKOM, FEBU UIN Imam Bonjol Padang, FEBI UIN Jambi, FEB UNTAR Jakarta, FEB UNIDA Bogor, FEB UNIBA Madura, PERKIVI, PTIC dan TopLoker.com, Sukses dalam menyelenggarakan Webinar Nasional dengan tema Digitalisasi Bisnis UMKM untuk Meningkatkan Daya Saing.

 

Acara Webinar Nasional Digitalisasi Bisnis UMKM Untuk Meningkatkan Daya Saing tersebut diselenggarakan Selasa, 19 Desember 2023 Pukul 13.00 s.d 16.00 WIB yang di laksanakan melalui Zoom Meeting dan You Tube Universitas Sains dan Teknologi Komputer (Universitas STEKOM) dan di hadiri oleh mahasiwa dan masyarakat umum.

 

Webinar Nasional ini Menghadirkan 6 Narasumber, Narasumbernya yaitu M. Zaky Mubarak Lubis, S.E., M.M. (Dosen FEBI UIN IB Padang), Dr. H. Eja Armaz Hardi, Lc., M.A. (Dosen FEBI UIN Jambi), Arifin Djakasaputra, S.E., S.Kom., M.Si. (Dosen FEB UNTAR Jakarta), Prof. Dr. Dra. Sri Harini, M.Si. (Dekan FEB UNIDA Bogor), Ach. Zuhri, S.E., Sy., M.E. (Dosen FEB UNIBA Madura), dan Heni Susilowati, S.E., M.M. (Ketua STIE STEKOM Kartasura)

 


Dalam  pemaparan narasumber, M. Zaky Mubarak Lubis, S.E., M.M. (Dosen FEBI UIN IB Padang) menjelaskan tentang Pentingnya Digitalisasi UMKM. Apa itu Digitalisasi? Mengutip Gartner, digitalisasi adalah penggunaan teknologi digital untuk mengubah model bisnis dan menghasilkan keuntungan serta kesempatan di pasar yang mampu menghasilkan sebuah nilai. Digitalisasi adalah perubahan proses dari konvensional menjadi digital. Digitalisasi terjadi dalam berbagai aspek tidak terbatas pada bisnis semata, tapi juga aspek lainnya.

 

Kenapa UMKM Harus Digitalisasi? Menurut laporan dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) menunjukkan bahwa pengguna internet di Indonesia mencapai lebih dari 210 juta pada tahun 2022 (MSME Empowerment Report 2022). 167 juta masyarakat Indonesia aktif di media sosial berbagai platform.

 

Saat ini terdapat 65,4 juta UMKM di Indonesia yang mana telah mempekerjakan 114,7 juta orang atau sekitar 56% dari tenaga kerja di Indonesia. Selain itu, UMKM juga memberikan kontribusi lebih dari 60% terhadap PDB negara. (MSME Empowerment Report, 2022).

 

Perkembangan Digitalisasi. 83,8% pelaku UMKM yang melakukan digitalisasi atau memanfaatkan teknologi untuk mendukung operasional bisnis mereka. (MSME Empowerment Report, 2022). 40% UMKM menggunakan social media, 38% menggunakan instant messaging, menggunakan e-commerce 13%, dan ride hailing 5% (MSME Empowerment Report, 2022).

 

Pentingnya Digitalisasi. Pertama, karena digitalisasi mampu menolong UMKM untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas mereka. Dengan menerapkan teknologi digital seperti marketplace, dompet digital (Ovo, Gopay, dll), maupun aplikasi digital lainnya pelaku UMKM dapat mempermudah prosesnya serta menghemat waktu dan sumber daya atau biaya yang dibutuhkan untuk tugas-tugas manual.

 

Manfaat Digitalisasi. Kedua, digitalisasi dapat membantu UMKM membuka pasar dan pelanggan baru. Dengan pengguna internet yang banyak, UMKM dapat menjangkau audiens lebih luas lagi dan menjual produk atau layanan mereka di luar wilayah mereka.

 

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh DSInnovate ke 1.500 pemilik UMKM, ditemukan sebagian besar UMKM menggunakan media sosial dengan fokus tujuan mereka yaitu 91,3% pemasaran, 81,9% penjualan, dan 72,5% untuk interaksi dengan pelanggan (MSME Empowerment Report 2022, halaman 49-50). Adapun platform media sosial yang digunakan UMKM untuk sarana pemasaran, penjualan, dan interaksi dengan pelanggan adalah Instagram, Facebook, TikTok, YouTube, Twitter, dan LinkedIn (MSME Empowerment Report 2022, halaman 49-50). Menurut data pada MSME Empowerment Report 2022 (halaman 46), aplikasi atau situs web marketplace yang telah digunakan dalam 6 bulan terakhir untuk tujuan bisnis adalah Shopee (87,1%), Tokopedia (58,2%), TikTok Shop (44,8%), Bukalapak (37,8%), Blibli.com (22,6%), lainnya (7,9%), dan tidak menggunakannya (1,2%).

 

Ketiga, digitalisasi dapat membuat UMKM bisa bersaing lebih baik dengan perusahaan besar. Dari sini, UMKM dapat menawarkan layanan dan produk yang setara dengan kompetitor mereka yang lebih besar karena terbantu dengan alat dan teknologi digital yang digunakan mereka.

 

Terakhir, digitalisasi dapat membantu UMKM untuk meningkatkan financial stability dan sustainability mereka. Penjelasan lebih lengkapnya bisa tonton di https://www.youtube.com/live/ZCqMqCGbYuU?si=lezDmUAcZzea-IAK

 


Dalam pemaparan narasumber, Dr. H. Eja Armaz Hardi, Lc., M.A. (Dosen FEBI UIN Jambi) menjelaskan tentang Digitalisasi UMKM dalam Menyongsong Indonesia Emas 2045. Digitalisasi UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) memiliki peran penting dalam menyongsong visi Indonesia Emas 2045. Dengan memanfaatkan teknologi digital, UMKM dapat meningkatkan produktivitas, daya saing, dan kontribusi terhadap perekonomian nasional. Berikut beberapa langkah yang dapat diambil dalam mendigitalisasi UMKM:

 

1. Peningkatan Akses Internet dan Infrastruktur Teknologi: Memastikan akses internet yang cepat dan terjangkau di seluruh wilayah Indonesia. Meningkatkan infrastruktur teknologi di daerah-daerah agar UMKM dapat mengakses teknologi digital dengan lebih mudah.

2. Pendidikan dan Pelatihan Digital: Menyediakan pelatihan digital kepada pelaku UMKM untuk meningkatkan literasi digital mereka. Mendukung program pendidikan dan pelatihan dalam penerapan teknologi digital dalam operasional bisnis.

3. Pembangunan Platform E-Commerce Lokal: Mendorong dan mendukung pembangunan platform e-commerce lokal untuk memudahkan UMKM menjual produk dan jasa mereka secara online. Memberikan pelatihan bagi UMKM dalam mengelola toko online mereka sendiri.

4. Penggunaan Pembayaran Digital: Mendorong penggunaan pembayaran digital untuk memudahkan transaksi UMKM. Memastikan adopsi teknologi pembayaran yang aman dan dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat.

5. Integrasi Teknologi Internet of Things (IoT): Mengintegrasikan teknologi IoT untuk meningkatkan efisiensi produksi dan rantai pasok UMKM. Memanfaatkan sensor dan perangkat pintar untuk memantau inventaris dan kualitas produk.

6. Penggunaan Analitika Data: Mengajarkan UMKM untuk menggunakan analitika data guna mendapatkan wawasan yang lebih baik tentang pasar dan perilaku konsumen. Mendorong penerapan sistem manajemen data yang baik di UMKM.

7. Kemitraan dan Jaringan Digital: Mendorong kemitraan antara UMKM untuk meningkatkan daya saing mereka. Mendukung pembentukan jaringan digital untuk berbagi pengalaman dan mendukung pertumbuhan bersama.

8. Pengembangan Aplikasi Mobile: Mendorong pengembangan aplikasi mobile yang mendukung operasional UMKM, seperti manajemen inventaris, pelacakan pesanan, dan interaksi pelanggan.

9. Dukungan Keuangan Digital: Meningkatkan akses UMKM terhadap layanan keuangan digital seperti pinjaman online dan layanan keuangan berbasis teknologi. Mendukung perusahaan fintech yang fokus pada pembiayaan UMKM.

10. Pengelolaan Keamanan Cyber: Memberikan pelatihan keamanan cyber untuk melindungi UMKM dari ancaman keamanan digital. Mendorong adopsi praktik keamanan informasi yang baik dalam setiap operasional UMKM.

 

Dengan menerapkan langkah-langkah di atas, digitalisasi UMKM dapat menjadi pendorong utama bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia dan mendukung visi Indonesia Emas 2045. Penjelasan lebih lengkapnya bisa tonton di https://www.youtube.com/live/ZCqMqCGbYuU?si=lezDmUAcZzea-IAK

 


Dalam pemaparan narasumber, Arifin Djakasaputra, S.E., S.Kom., M.Si. (Dosen FEB UNTAR Jakarta) menjelaskan tentang Transformasi Digital untuk UMKM : Jalan Untuk Meningkatkan Daya Saing dan Produktivitas. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) memainkan peran penting dalam perekonomian Indonesia, memberikan kontribusi signifikan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) negara dan menyediakan lapangan kerja bagi sebagian besar penduduk. Namun, UMKM di Indonesia seringkali membutuhkan bantuan akses untuk membiayai dan kurangnya keterampilan digital, yang dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan mereka.

 

Pemerintah berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk meningkatkan kualitas dan ketahanan UMKM agar menjadi ekosistem bisnis yang berkelanjutan. Salahsatunya melalui proses transformasi digitalisasi bisnis UMKM.

 

Studi menunjukkan bahwa digitalisasi dapat menutup kesenjangan produktivitas pada UMKM dengan tingkat pertumbuhan produktivitas tahunan sebesar 11%. Tanpa digitalisasi, indeks pertumbuhan produktivitas hanya berkisar 5% setiap tahunnya (DS Innovate 2023). Fakta ini mendorong minat terhadap digitalisasi di kalangan pelaku bisnis; sekitar 68% UMKM berniat membawa transformasi digital untuk meningkatkan daya saing.

 

Pemasaran digital adalah pintu gerbang menuju digitalisasi. Di tengah urgensi digitalisasi yang dilakukan UMKM di Indonesia, pemasaran digital menjadi bidang yang paling banyak dipilih untuk memulai. 78,1% telah menggunakan berbagai saluran digital, termasuk media sosial, untuk meningkatkan kehadiran bisnis online mereka. Prioritas digitalisasi berikutnya adalah pembayaran, inovasi produk, operasional bisnis, pendanaan, logistik, dan peningkatan kompetensi digital.

 

Berdasarkan survey yang dilakukan oleh DS Innovate(2022), 91,3% UMKM pengguna media sosial menggunakan platform tersebut sebagai media pemasaran. 81,9% menggunakannya sebagai saluran penjualan, dan 72,5% sebagai media interaksi konsumen. Penggunaan media sosial pada tahap lanjut ini juga didukung oleh pelayanan penyedia yang terus menambahkan fitur yang dimilikinya.

 

Digitalisasi telah memberikan dampak signifikan terhadap UMKM dengan menyediakan alat dan peluang baru untuk mengembangkan bisnis mereka. Menurut studi yang dilakukan Bank Dunia pada tahun 2021, digitalisasi telah meningkatkan akses pasar bagi UMKM, dengan penjualan e-commerce diperkirakan mencapai $4,9 triliun pada tahun 2021. Studi tersebut juga menemukan bahwa UMKM yang menggunakan alat digital adalah 2,5 kali lebih besar kemungkinannya untuk meningkatkan penjualan dibandingkan mereka yang tidak. Lebih lanjut, penelitian tersebut mengungkapkan bahwa UMKM yang menggunakan perangkat digital lebih produktif dan memiliki tingkat inovasi yang lebih tinggi sehingga dapat membantu mereka meningkatkan daya saing di pasar global.

 

Peran UMKM sangat besar dalam pemulihan ekonomi nasional. Saat ini, terdapat 64,2 juta UMKM yang berkontribusi sebesar 61% terhadap PDB Indonesia. (Data BPS 2023). Dari sisi tenaga kerja, UMKM juga mampu menyerap 97% dari total tenaga kerja di negara ini atau sekitar 119,6 juta orang. Meski demikian, baru sekitar 17,5 juta pelaku UMKM yang masuk ke ekosistem digital dan memanfaatkan e-commerce.

 

Transformasi dan penguatan ekosistem digital akan menjadi hal penting untuk diterapkan di tanah air. Akselerasi digitalisasi dari kota hingga desa merupakan kunci upaya percepatan pemulihan dan peningkatan daya saing ekonomi nasional, termasuk dalam meningkatkan produktivitas dan kinerja UMKM.

 

Dengan menggunakan teknologi digital secara optimal dalam menjalankan bisnisnya, UMKM bisa memperoleh sejumlah manfaat, antara lain akan mampu menjangkau basis konsumen yang lebih besar, meningkatkan pendapatan, memudahkan monitoring aktivitas usaha, serta menurunkan biaya, khususnya biaya pemasaran, logistik, dan pengiriman. Penjelasan lebih lengkapnya bisa tonton di https://www.youtube.com/live/ZCqMqCGbYuU?si=lezDmUAcZzea-IAK

 


Dalam pemaparan narasumber, Prof. Dr. Dra. Sri Harini, M.Si. (Dekan FEB UNIDA Bogor) mejelaskan tentang Peningkatan Komptensi SDM UMKM yang Berdaya Saing di Era Digital. Peningkatan kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) UMKM merupakan langkah krusial dalam meningkatkan daya saing di era digital. Berikut beberapa strategi yang dapat diimplementasikan untuk meningkatkan kompetensi SDM UMKM:

1. Pelatihan dan Pendidikan: Menyelenggarakan pelatihan dan kursus secara reguler tentang teknologi digital, manajemen bisnis, dan keterampilan teknis yang relevan. Mendorong partisipasi dalam program pendidikan non-formal untuk meningkatkan keterampilan khusus yang dibutuhkan dalam era digital.

2. Pemanfaatan Platform E-Learning: Menggunakan platform e-learning untuk memberikan akses pelatihan secara fleksibel kepada para pekerja UMKM. Memfasilitasi UMKM untuk mengakses sumber daya pembelajaran online dan modul pelatihan.

3. Mentorship dan Pendampingan: Menyelenggarakan program mentorship oleh ahli industri atau pengusaha berpengalaman untuk membimbing pemilik UMKM. Memfasilitasi pertukaran pengalaman antar UMKM untuk mempercepat pembelajaran dan pertumbuhan bersama.

4. Pengembangan Keterampilan Digital: Memberikan pelatihan keterampilan digital, termasuk penggunaan perangkat lunak bisnis, pemasaran online, dan manajemen media sosial. Mendorong penggunaan alat-alat produktivitas digital seperti Microsoft Office, Google Workspace, dan perangkat lunak manajemen proyek.

5. Pemberdayaan Wanita dan Masyarakat Lokal: Memperkuat peran wanita dalam UMKM melalui pelatihan khusus, dukungan finansial, dan promosi kesetaraan gender. Terlibat aktif dengan komunitas lokal untuk memahami kebutuhan khusus dan memberikan pelatihan sesuai.

6. Pengembangan Kreativitas dan Inovasi: Mendorong sikap kreatif dan inovatif dalam mencari solusi untuk meningkatkan daya saing. Menyelenggarakan sesi brainstorming dan workshop inovasi untuk merangsang ide-ide baru.

7. Adopsi Teknologi Baru: Mendorong UMKM untuk mengadopsi teknologi baru seperti Internet of Things (IoT), kecerdasan buatan, dan analitika data. Menyediakan dukungan teknis untuk memastikan implementasi teknologi berjalan lancar.

8. Sertifikasi dan Akreditasi: Mendorong pekerja UMKM untuk mendapatkan sertifikasi yang diakui secara industri. Mengakreditasi program pelatihan untuk memberikan jaminan kualitas.

9. Kerja Sama dengan Perguruan Tinggi dan Institusi Pendidikan: Mengembangkan kemitraan dengan perguruan tinggi dan institusi pendidikan untuk mendapatkan akses lebih besar ke sumber daya dan pengetahuan. Membentuk program magang dan kolaborasi penelitian antara UMKM dan lembaga pendidikan.

10. Pengukuran Kinerja dan Umpan Balik: Mengukur hasil pelatihan dan peningkatan keterampilan secara berkala. Mendengarkan umpan balik dari pekerja dan pemilik UMKM untuk terus meningkatkan program pelatihan.

 

Melalui implementasi strategi ini, diharapkan UMKM dapat meningkatkan kompetensi SDM mereka, beradaptasi dengan perubahan teknologi, dan meningkatkan daya saing di era digital. Penjelasan lebih lengkapnya bisa tonton di https://www.youtube.com/live/ZCqMqCGbYuU?si=JuFQz7bJfxIPurWV

 


Dalam pemaparan narasumber, Ach. Zuhri, S.E., Sy., M.E. (Dosen FEB UNIBA Madura) menjelaskan tentang Digital Solution Strategies: Kiat Sukses UMKM di Era VUCA. Dalam menghadapi era VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity, Ambiguity), UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) perlu mengadopsi strategi solusi digital yang adaptif dan inovatif. Berikut adalah kiat sukses UMKM di era VUCA melalui penerapan solusi digital:

1. Adopsi Platform E-Commerce: Membangun dan mengelola toko online untuk meningkatkan jangkauan pasar. Memanfaatkan platform e-commerce yang sudah ada untuk memudahkan transaksi dan promosi produk.

2. Pemanfaatan Sosial Media: Menggunakan media sosial sebagai alat pemasaran utama untuk membangun brand awareness. Menerapkan strategi konten yang menarik dan berinteraksi dengan pelanggan melalui platform sosial media.

3. Analitika Data untuk Pengambilan Keputusan: Menggunakan analitika data untuk memahami tren pasar dan perilaku konsumen. Menganalisis data penjualan dan umpan balik pelanggan untuk menyesuaikan strategi bisnis.

4. Pengelolaan Rantai Pasok Digital: Mengadopsi solusi digital untuk mengoptimalkan rantai pasok, termasuk manajemen inventaris dan pemantauan persediaan. Membangun kemitraan digital dengan pemasok dan distributor untuk meningkatkan efisiensi.

5. Cloud Computing untuk Ketersediaan Data: Menggunakan layanan cloud untuk menyimpan dan mengelola data bisnis dengan aman. Mengintegrasikan aplikasi berbasis cloud untuk memudahkan akses data dari berbagai lokasi.

6. Keamanan Cyber: Melibatkan solusi keamanan cyber untuk melindungi data pelanggan dan bisnis. Melakukan pelatihan keamanan cyber bagi karyawan untuk meningkatkan kesadaran terhadap risiko keamanan digital.

7. Penggunaan Aplikasi Mobile: Membangun aplikasi mobile untuk memperluas kehadiran digital dan memberikan kemudahan akses bagi pelanggan. Memanfaatkan teknologi mobile untuk meningkatkan interaksi pelanggan dan pemrosesan pembayaran.

8. Kemitraan Digital: Membentuk kemitraan dengan perusahaan teknologi atau start-up yang dapat memberikan solusi inovatif. Terlibat dalam ekosistem digital yang mendukung pertukaran pengalaman dan sumber daya.

9. Pembayaran Digital: Mendorong pelanggan untuk menggunakan pembayaran digital melalui metode seperti e-wallet atau kartu kredit. Menyediakan berbagai opsi pembayaran digital untuk meningkatkan kenyamanan pelanggan.

10. Pendidikan dan Pelatihan Karyawan: Memberikan pelatihan kepada karyawan tentang penggunaan teknologi baru dan perubahan dalam proses bisnis. Mendorong karyawan untuk terus meningkatkan keterampilan digital mereka.

11. Fleksibilitas dan Adaptabilitas: Membangun budaya perusahaan yang fleksibel dan mudah beradaptasi terhadap perubahan. Menyusun rencana bisnis yang dapat diubah sesuai dengan perubahan kondisi pasar.

 

Dengan menerapkan strategi solusi digital ini, UMKM dapat meningkatkan daya saing, efisiensi operasional, dan adaptabilitas mereka dalam menghadapi tantangan era VUCA. Penjelasan lebih lengkapnya bisa tonton di https://www.youtube.com/live/ZCqMqCGbYuU?si=L7UGG7hvGlC2F3wQ

 


Dalam pemaparan narasumber, Heni Susilowati, S.E., M.M. (Ketua STIE STEKOM Kartasura) menjelaskan tentang Wirausaha Muda Go Digital untuk Meningkatkan Daya Saing. Generasi Milenial dan Generasi Z. Pemerintah mendorong generasi muda sebagai agent of change transformasi digital. Tahun 20230 menikmati bonus demografi dimana penduduk Indonesiadi di dominasi usia produktif. Percepatan UMKM go digital dengan meningkatkan literasi dan iklim bisnis yang kondusif serta terus menumbuhkan lebih banyak wirausaha muda yang kreatif dan inovatif. Indonesia membutuhkan 17 juta anak muda untuk menggerakkan ekonomi digital pada 2030.

 

Pertumbuhan Ekonomi Digital. Jika dibandingkan Ekonomi Digital per kapita-nya, Indonesia masih kalah dari Singapura yakni USD 1.559,3 miliar. Kemudian disusul Malaysia sebesar USD 346,1 miliar, Thailand USD 257,9 miliar, dan Indonesia USD 162,8 miliar, Vietnam USD 143,7 miliar, dan Filipina USD 69 miliar. Penjelasan lebih lengapnya bisa tonton di https://www.youtube.com/live/ZCqMqCGbYuU?si=L7UGG7hvGlC2F3wQ

TAG

Tidak ada tag yang tersedia