![WEBINAR NASIONAL Peluang dan Tantangan Penerapan TI pada tahun 2024](https://portalberita.stekom.ac.id/assets/images/berita/webinar-nasional-peluang-dan-tantangan-penerapan-ti-pada-tahun-2024.jpg)
Semarang, 11 Januari 2024 Progdi S1 Teknik
Informatika Universitas STEKOM, FTI UNJ Jakarta. FTI UNPAS Bandung, FST UIN
Maulana Malik Ibrahim Malang, FTI Universitas Udayana Bali, FST USD Yogyakarta,
FIK UPN Veteran JaTim, STIE STEKOM, PERKIVI, PTIC dan TopLoker.com, Sukses dalam menyelenggarakan Webinar Nasional dengan tema Peluang dan Tantangan Penerapan TI pada Tahun
2024.
Acara Webinar Nasional Peluang dan Tantangan Penerapan TI pada tahun 2024 tersebut
diselenggarakan Kamis, 11 Januari 2024 Pukul 13.00 s.d 16.00 WIB yang di laksanakan melalui Zoom Meeting dan You
Tube Universitas Sains dan Teknologi Komputer (Universitas STEKOM) dan di
hadiri oleh mahasiwa dan masyarakat umum.
Webinar Nasional ini Menghadirkan 7 Narasumber, narasumbernya yaitu Prof.
Dr. Efri Sandi, S.Pd., M.T. (Dosen FTI Universitas Negeri Jakarta), M. Tirta
Mulia, ST., MT. (Dosen FTI Universitas Pasundan Bandung), Dr. Fachrul
Kurniawan, ST., M.MT., IPM. (Dosen FST UIN Maulana Malik Ibrahim Malang), Ir.
Fajar Purnama, S.T., M.Eng., Ph.D. (Dosen FTI Universitas Udayana Bali), Ir.
Drs. Haris Sriwindono, M.Kom., Ph.D (Dekan FST Universitas Sanata Dharma Yogyakarta),
Agung Brastama Putra, S.Kom., M.Kom. (Dosen FIK UPN Veteran Jawa Timur), Candra
Supriadi, S.ST., M.Kom. (Dosen Universitas STEKOM)
Dalam pemaparan narasumber, Prof. Dr. Efri Sandi, S.Pd., M.T. (Dosen FTI
Universitas Negeri Jakarta) menjelaskan tentang Peranan dan Tantangan
Pengembangan Infrastruktur TI di Indonesia. Definisi Infrastruktur TI.
Infrastruktur IT adalah segala hal yang diperlukan untuk membangun dan
menjalankan aplikasi perangkat lunak dalam suatu sistem.
Komponen Infrastruktur TI. Infrastruktur IT adalah kumpulan semua perangkat
lunak, perangkat keras, jaringan, dan layanan terhubung yang membentuk
lingkungan IT System. Setiap Komponen Infrastruktur IT Menyediakan Layanan yang
berbeda dan menambah efisiensi sistem secara keseluruhan. Penjelasan lebih
lengkapnya bisa tonton di https://www.youtube.com/live/2ZN6zaYygkI?si=uIit4h0phGSWVkDb
Dalam pemaparan narasumber, M. Tirta Mulia, ST., MT. (Dosen FTI Universitas
Pasundan Bandung) menjelaskan tentang Peluang dan Tantangan Penerapan Sistem
Internet of Things di Indonesia. Penerapan Sistem Internet of Things (IoT) di
Indonesia membawa peluang besar namun juga menghadapi sejumlah tantangan.
Berikut adalah beberapa peluang dan tantangan yang mungkin dihadapi:
Peluang:
1. Optimasi Proses Bisnis: IoT dapat membantu perusahaan untuk mengoptimalkan proses bisnis mereka,
mulai dari rantai pasok hingga manajemen inventaris.
2. Pertanian Pintar: Indonesia memiliki sektor pertanian yang besar. IoT dapat digunakan untuk
pertanian pintar, memantau tanaman, mengoptimalkan irigasi, dan meningkatkan
hasil panen.
3. Smart Cities: Penerapan IoT dapat membuat kota-kota di Indonesia lebih pintar dengan
solusi-solusi seperti manajemen sampah, parkir cerdas, dan sistem transportasi
yang terintegrasi.
4. Industri Manufaktur: Pabrik-pabrik di Indonesia dapat menggunakan IoT untuk meningkatkan
efisiensi produksi, pemeliharaan prediktif mesin, dan manajemen rantai pasok.
5. Pemantauan Lingkungan: IoT dapat digunakan untuk pemantauan lingkungan, termasuk pengukuran
kualitas udara dan air, yang dapat membantu pelestarian lingkungan.
Tantangan:
1. Infrastruktur Teknologi: Tantangan utama adalah keterbatasan infrastruktur teknologi di beberapa
wilayah, terutama di daerah pedesaan, yang dapat menghambat penyebaran IoT.
2. Keamanan dan Privasi: Penyediaan keamanan dan perlindungan privasi data
adalah tantangan serius. Dengan banyaknya perangkat yang terhubung, risiko
keamanan dan pelanggaran privasi dapat meningkat.
3. Keterampilan dan Pendidikan: Kurangnya keterampilan di bidang IoT dan
kurangnya pemahaman akan teknologi ini di kalangan masyarakat dan bisnis dapat
menjadi hambatan.
4. Regulasi: Kurangnya regulasi yang jelas dan standar yang diakui dapat
menjadi penghambat adopsi IoT yang lebih luas.
5. Biaya Implementasi: Biaya implementasi dan investasi awal dalam
infrastruktur IoT dapat menjadi beban terutama bagi perusahaan kecil dan
menengah.
6. Interoperabilitas: Perangkat IoT dari berbagai produsen harus dapat
berkomunikasi dan beroperasi bersama. Keterbatasan interoperabilitas dapat
menjadi hambatan.
7. Dumber Daya Energi: Beberapa wilayah di Indonesia masih menghadapi
tantangan dalam hal pasokan energi. Penerapan IoT yang membutuhkan sumber daya
energi dapat menjadi kendala.
Penting untuk mengatasi tantangan-tantangan ini agar penerapan IoT di
Indonesia dapat memberikan dampak positif secara maksimal. Hal ini melibatkan
kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan institusi pendidikan untuk
menciptakan ekosistem yang mendukung pertumbuhan teknologi ini. Penjelasan lebih
lengkapnya bisa tonton di https://www.youtube.com/live/2ZN6zaYygkI?si=Nz7I5wwkBrvLUafo
Dalam pemaparan narasumber, Dr. Fachrul Kurniawan, ST., M.MT., IPM. (Dosen FST UIN Maulana Malik Ibrahim Malang) menjelaskan tentang The
Challenges and Opportunities of Technology 5.0 in the Political Year (Tantangan
dan Peluang Teknologi 5.0 di Tahun Politik)
Fenomena di Tahun 2024.
Komet Iblis. Sejak 71 tahun yang
lalu, komet ini telah menjelajahi sistem tata surya kita. Tehun 2024
nanti, komet ini akan meluncur mendekati buli dengan terlebih dahulu meliwati titik
terdekatnya dengan matahari pada 21 April 2024.
Kiamat korporasi. Kenaikan suku bunga makin menjadi masalah bagi
perusahaan-perusahaan, terutama bagi bisnis-bisnis zombie yang telah bertahan
dengan suku bunga rendah dalam jangka waktu yang lama namun nyaris tidak mampu
membayar utang mereka.
Ibu kota nusantara. Pada tahun 2024 merupakan waktu berpindahnya ibu kota
jakarta ke IKN Nusantara. Pada 2019 lalu. Presiden Joko Widodo (Jokowi)
mengumumkan letak ibu kota baru
indonesia. Ibu kota akan dipindahkan ke dua kebupaten di kalimantan
timur. Yaitu kebupaten kutai kartanegara dan kabupaten penajam paser utara.
Pemilu 2024. Pemilihan secara langsung untuk anggota legislative dari pusat
sampai daerah, dan pemeilihan presiden pada 14 februari 2024.
Tend teknologi di 2024. AI plus artinya AI adalah hal yang utama, bukan
sebagian pilihan. Kekhawatiran akan AI yang bida menggantikan manusia (Pada
2024, AI generatif akan berdampak pada hampir semua peran dan level organisasi.
77 pekerja entry level akan melihan peran pekerjaan mereka bergeser pada tahun
20250 tetapi bigitu juga lebih dari satu dari empat eksekutid senior. Penjelasan
lebih lengkapnya bisa tonton di https://www.youtube.com/live/2ZN6zaYygkI?si=VUXG5OhYvBKZDZ8x
Dalam pemaparan narasumber, Ir. Fajar Purnama, S.T., M.Eng., Ph.D. (Dosen
FTI Universitas Udayana Bali) menjelaskan tentang Keamanan Siber dengan teknologi
blockchain: apakah cocok untuk industri? Keamanan Siber dengan teknologi
blockchain adalah topik yang sering dibahas dan banyak pihak melihat potensi
besar dalam penerapannya untuk meningkatkan keamanan dalam berbagai industri.
Berikut adalah beberapa cara di mana teknologi blockchain dapat mendukung
keamanan siber dalam berbagai sektor industri:
1. Transparansi dan Integritas Data: Blockchain menggunakan teknologi rantai blok yang aman dan
terdesentralisasi. Ini membuatnya sulit untuk memanipulasi atau merusak data
yang disimpan dalam rantai blok. Dengan demikian, integritas data dapat dijaga
dengan baik.
2. Otorisasi dan Akses: Blockchain memungkinkan pengaturan otorisasi yang ketat. Hanya pihak-pihak
yang memiliki hak akses yang diotorisasi yang dapat menambah, mengedit, atau
mengakses data tertentu. Ini membantu melindungi data dari akses yang tidak
sah.
3. Distributed Ledger: Struktur terdesentralisasi dari blockchain membuatnya sulit bagi penyerang
untuk meretas atau menghancurkan satu titik kontrol tunggal. Data disimpan di
banyak node yang tersebar, sehingga membuat serangan siber lebih sulit.
4. Kontrak Pintar (Smart Contracts): Kontrak pintar pada blockchain dapat diprogram untuk mengeksekusi otomatis
ketika kondisi tertentu terpenuhi. Ini dapat mengurangi risiko kesalahan
manusia dan menjamin pemenuhan kontrak tanpa memerlukan pihak ketiga.
5. Pelacakan dan Auditabilitas: Setiap transaksi atau perubahan data dalam blockchain dapat dilacak secara
terbuka. Ini memberikan tingkat auditabilitas yang tinggi dan membantu
mendeteksi atau mencegah aktivitas yang mencurigakan.
6. Keamanan Identitas: Sistem identitas terdesentralisasi di blockchain dapat membantu mengurangi
risiko pencurian identitas dan serangan phishing karena data identitas disimpan
dengan aman dan dapat diverifikasi.
Meskipun ada potensi besar untuk meningkatkan keamanan, perlu dicatat bahwa
tidak semua situasi atau industri memerlukan atau cocok dengan implementasi
teknologi blockchain. Beberapa pertimbangan melibatkan biaya, kompleksitas
teknis, dan apakah manfaat dari keamanan tambahan yang diberikan oleh
blockchain sebanding dengan investasi dan usaha yang diperlukan.
Industri keuangan, kesehatan, logistik, dan manufaktur adalah beberapa
sektor yang telah mempertimbangkan atau bahkan menerapkan teknologi blockchain
untuk meningkatkan keamanan dan efisiensi operasional mereka. Namun, keputusan
untuk mengadopsi blockchain harus didasarkan pada analisis risiko dan kebutuhan
spesifik dari setiap industri atau organisasi. Penjelasan lebih lengkapnya bisa
tonton di https://www.youtube.com/live/2ZN6zaYygkI?si=k9nrIlQJfoENt7sk
Dalam pemaparan narasumber, Ir. Drs. Haris Sriwindono, M.Kom., Ph.D (Dekan
FST Universitas Sanata Dharma Yogyakarta) menjelaskan tentang Menggali potensi
dan mengatasi hambatan dalam penerapan TI. Dunia teknologi telah mengalami
pertumbuhan dan transformasi yang luar biasa selama bertahun-tahun. Dengan kemajuan
dalam digitalisasi, konektivitas, dan inovasi, industri TI telah menjadi bagian
integral dari kehidupan kita sehari-hari. Dari kebangkitan platform media
sosial hingga meluasnya adopsi komputasi awan dan kecerdasan buatan, lanskap
teknologi terus berkembang, membentuk cara kita berkomunikasi, bekerja, dan
berinteraksi dengan dunia di sekitar kita.
Menggali potensi dan mengatasi hambatan dalam penerapan Teknologi Informasi
(TI) melibatkan pemahaman mendalam tentang bagaimana TI dapat memberikan nilai
tambah dan berkontribusi pada tujuan bisnis. Berikut adalah beberapa langkah
untuk menggali potensi dan mengatasi hambatan dalam penerapan TI:
Mengenali Potensi :
1. Analisis Kebutuhan Bisnis: Lakukan analisis mendalam terhadap kebutuhan
bisnis. Identifikasi area di mana TI dapat meningkatkan efisiensi,
produktivitas, atau memberikan keunggulan kompetitif.
2. Inovasi dan Riset: Tetap terhubung dengan tren teknologi terbaru.
Lakukan riset untuk mengetahui inovasi terkini dan bagaimana teknologi tersebut
dapat diterapkan untuk meningkatkan operasional atau menciptakan produk dan
layanan baru.
3. Pelibatan Pemangku Kepentingan: Libatkan semua pemangku kepentingan,
termasuk pemimpin bisnis, departemen fungsional, dan IT, dalam proses
pengembangan strategi TI. Pastikan ada pemahaman bersama mengenai tujuan dan
manfaat yang diharapkan.
4. Pengembangan Tim IT yang Kompeten: Pastikan tim IT memiliki keterampilan
yang sesuai dengan teknologi terbaru. Berikan pelatihan dan pengembangan untuk
meningkatkan kompetensi mereka.
5. Pilot Proyek: Mulai dengan menerapkan teknologi pada proyek kecil atau
dalam lingkup yang terkendali sebagai uji coba. Ini memungkinkan evaluasi
efektivitas tanpa risiko yang terlalu tinggi.
Mengatasi Hambatan :
1. Anggaran dan Biaya: Hambatan utama sering kali terkait dengan biaya
penerapan teknologi. Penting untuk membuat rencana anggaran yang matang dan
mempertimbangkan ROI (Return on Investment) untuk meyakinkan pemangku
kepentingan.
2. Kesulitan Integrasi: Integrasi TI dengan sistem yang sudah ada
seringkali menjadi hambatan. Perlu merencanakan dengan hati-hati, memilih
solusi yang dapat berintegrasi dengan infrastruktur yang sudah ada, dan
memastikan adopsi yang bertahap.
3. Keselarasan dengan Bisnis: Teknologi harus selaras dengan strategi
bisnis. Pastikan bahwa setiap implementasi TI memiliki tujuan yang jelas dan
mendukung pencapaian tujuan bisnis jangka panjang.
4. Keselamatan dan Keamanan: Keamanan informasi adalah aspek kritis.
Lindungi data dan sistem dari ancaman siber dengan menerapkan langkah-langkah
keamanan yang tepat, seperti enkripsi data dan pembaruan perangkat lunak secara
teratur.
5. Manajemen Perubahan: Menerapkan TI seringkali memerlukan perubahan dalam
proses kerja dan budaya perusahaan. Manajemen perubahan yang efektif melibatkan
komunikasi yang baik dan dukungan dari pemimpin organisasi.
6. Keberlanjutan dan Perawatan: Pastikan bahwa setelah implementasi, ada
rencana perawatan dan pemeliharaan yang mencakup pembaruan, peningkatan, dan
dukungan teknis.
7. Evaluasi dan Penyesuaian: Lakukan evaluasi secara berkala untuk
memastikan bahwa implementasi TI berjalan sesuai rencana. Jika ada masalah,
beradaptasi dan sesuaikan strategi sejalan dengan perubahan kebutuhan bisnis.
Menggali potensi dan mengatasi hambatan dalam penerapan TI adalah proses
berkelanjutan yang memerlukan kolaborasi antara pemimpin bisnis dan tim TI,
serta fleksibilitas untuk menyesuaikan diri dengan perubahan dan tantangan yang
muncul. Penjelasan lebih lengkapnya bisa tonton di https://www.youtube.com/live/2ZN6zaYygkI?si=ji43VTZ7vhcRtaqR
Dalam pemaparan narasumber, Agung Brastama Putra, S.Kom., M.Kom. (Dosen FIK
UPN Veteran Jawa Timur) menjelaskan tentang Peran Gen-Z dalam Penerapan TI Menuju
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB)/Sustainable Development Goasl (SDGs).
Generasi Z (Gen-Z), yang umumnya merujuk kepada individu yang lahir sekitar
pertengahan 1990-an hingga awal 2010-an, memainkan peran penting dalam
mendorong penerapan Teknologi Informasi (TI) menuju Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan (TPB) atau Sustainable Development Goals (SDGs). Berikut adalah
beberapa peran kunci yang dapat dimainkan oleh Gen-Z:
1. Teknologi sebagai Alat untuk Pencapaian SDGs: Gen-Z tumbuh dengan
teknologi digital dan terhubung secara global. Mereka dapat menggunakan
kemampuan teknologi untuk merancang solusi inovatif yang mendukung pencapaian
berbagai SDGs, seperti kesehatan, pendidikan, dan lingkungan.
2. Advokasi dan Kesadaran: Gen-Z cenderung memiliki kepedulian yang tinggi
terhadap isu-isu sosial dan lingkungan. Mereka dapat menggunakan kekuatan media
sosial dan keterampilan teknologi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat
tentang SDGs dan mendukung kampanye advokasi.
3. Partisipasi dalam Proyek Kolaboratif: Gen-Z memiliki kecenderungan untuk
berkolaborasi dan bekerja secara tim. Mereka dapat berpartisipasi dalam
proyek-proyek TI yang kolaboratif untuk menciptakan solusi yang dapat
memberikan dampak positif pada masyarakat dan lingkungan.
4. Penggunaan Aplikasi dan Platform untuk Pendidikan: Gen-Z dapat
memanfaatkan aplikasi dan platform e-learning untuk meningkatkan akses
pendidikan di seluruh dunia, mendukung SDG 4 (Pendidikan Berkualitas).
5. Inovasi dalam Bisnis Berkelanjutan: Gen-Z yang berwirausaha dapat
menciptakan bisnis berkelanjutan dengan menerapkan teknologi untuk memecahkan
tantangan lingkungan dan sosial, sejalan dengan SDGs.
6. Pemakaian Teknologi Hijau: Gen-Z dapat mengedepankan penggunaan
teknologi yang ramah lingkungan, seperti energi terbarukan, untuk mendukung SDG
7 (Energi Terbarukan) dan SDG 13 (Tindakan terhadap Perubahan Iklim).
7. Pelibatan dalam Proyek Berbasis Blockchain: Teknologi blockchain, yang
menjadi populer di kalangan Gen-Z, dapat digunakan untuk menciptakan solusi
transparan dan aman dalam mendukung beberapa SDGs, seperti mengelola rantai
pasokan dan memastikan transparansi dana bantuan.
8. Pengelolaan
Data untuk Pengambilan Keputusan: Gen-Z
dapat memanfaatkan kemampuan pengolahan data untuk mengidentifikasi tren,
menganalisis masalah, dan memberikan solusi yang didukung oleh data untuk
mencapai SDGs.
9. Partisipasi
dalam Platform Crowdsourcing: Gen-Z dapat berpartisipasi dalam platform
crowdsourcing untuk mengumpulkan ide-ide dan solusi dari berbagai kelompok
masyarakat, memfasilitasi kerja sama lintas generasi untuk mencapai SDGs.
10. Menekankan Inklusivitas dan Keadilan Digital: Gen-Z dapat
memperjuangkan inklusivitas dan keadilan digital untuk memastikan bahwa
perkembangan teknologi juga mencakup masyarakat yang lebih luas, mengurangi
kesenjangan akses dan pemanfaatan teknologi.
Melalui
kombinasi kecakapan teknologi, kesadaran sosial, dan semangat inovasi, Gen-Z
dapat memainkan peran kunci dalam memajukan penerapan TI untuk mencapai Tujuan
Pembangunan Berkelanjutan secara global. Penjelasan lebih lengkapnya bisa tonton di https://www.youtube.com/live/2ZN6zaYygkI?si=Na_R9jgEhN4l8GaA
Dalam pemaparan narasumber, Candra Supriadi, S.ST., M.Kom. (Dosen
Universitas STEKOM) menjelaskan tentang IoT dalam bisnis digital. Internet of
Things (IoT) atau Internet of Things adalah konsep di mana perangkat fisik atau
objek sehari-hari terhubung ke internet dan saling berkomunikasi dengan
perangkat lainnya. Dalam konteks bisnis digital, IoT telah membawa perubahan
signifikan dengan menyediakan data real-time, otomatisasi, dan koneksi yang
lebih erat antara perangkat, sistem, dan manusia. Berikut adalah penjelasan
tentang IoT dalam bisnis digital:
1. Koneksi
Perangkat: IoT memungkinkan koneksi antara berbagai perangkat
seperti sensor, kamera, mesin, perangkat wearable, dan lainnya ke internet. Hal
ini menciptakan jaringan perangkat yang terhubung untuk mengumpulkan dan
berbagi data.
2.
Pengumpulan dan Analisis Data Real-Time: IoT
memberikan kemampuan untuk mengumpulkan data secara real-time dari berbagai
sumber. Bisnis dapat menggali wawasan dari data ini untuk membuat keputusan
lebih cepat dan lebih akurat.
3.
Otomatisasi Proses Bisnis: Dengan
IoT, bisnis dapat mengotomatiskan banyak proses operasional. Contohnya termasuk
otomatisasi rantai pasokan, monitoring inventaris, dan pemeliharaan peralatan.
4.
Efisiensi Operasional: Integrasi IoT
dapat meningkatkan efisiensi operasional dengan memberikan visibilitas yang
lebih besar ke dalam operasi bisnis. Ini dapat mengurangi waktu kerja, biaya,
dan waste.
5. Peningkatan Pengalaman Pelanggan: Bisnis dapat menggunakan IoT untuk
meningkatkan pengalaman pelanggan. Misalnya, dalam ritel, sensor dapat membantu
mengoptimalkan penempatan produk, atau dalam hotel, IoT dapat menciptakan
pengalaman yang disesuaikan untuk tamu.
6.
Keamanan dan Pemantauan: IoT
memungkinkan pemantauan dan pengawasan yang lebih baik terhadap lingkungan dan
keamanan. Sensor keamanan, kamera, dan sistem pengawasan dapat diintegrasikan
untuk menciptakan solusi keamanan yang lebih baik.
7. Rantai
Pasokan yang Responsif: IoT dapat membantu meningkatkan visibilitas dan
manajemen rantai pasokan. Dengan tracking real-time, bisnis dapat merespons
perubahan permintaan atau masalah logistik dengan lebih cepat dan efisien.
8. Produk dan Layanan Terkoneksi: Produk dan layanan yang terhubung dengan
IoT dapat memberikan nilai tambah kepada pelanggan. Contohnya, mobil pintar
yang terhubung memberikan pembaruan perangkat lunak otomatis dan data
diagnostik.
9. Energi dan Lingkungan: IoT dapat digunakan untuk mengelola dan
mengoptimalkan penggunaan energi. Sensor pintar dapat mengontrol pencahayaan,
pemanasan, dan pendinginan, serta mendukung prakarsa keberlanjutan.
10. Inovasi Bisnis: IoT memungkinkan bisnis untuk berinovasi dan
menciptakan model bisnis baru. Contohnya termasuk layanan berbasis
berlangganan, penggunaan data untuk pengembangan produk baru, dan pengoptimalan
proses bisnis.
Penerapan IoT dalam bisnis digital bukan hanya tentang menghubungkan
perangkat, tetapi juga tentang bagaimana bisnis dapat menggunakan data yang
dihasilkan untuk meningkatkan operasional, memberikan nilai tambah kepada
pelanggan, dan menciptakan keunggulan kompetitif. Implementasi yang tepat dan
strategis dari teknologi IoT dapat memberikan dampak positif yang signifikan
dalam berbagai sektor industri. Penjelasan lebih lengkapnya bisa tonton di https://www.youtube.com/live/2ZN6zaYygkI?si=DwlEUliJIHGDaNU7