
Awalnya cuma ngobrol biasa. Mungkin awalnya kamu jadi tempat curhat soal hubungan masa lalu mereka. Lama-lama, tanpa sadar, kamu malah nyambung banget sama dia. Dari obrolan ringan jadi deep talk tiap malam. Dan boom—perasaan itu muncul.
Masalahnya, dia bukan orang asing. Dia adalah mantan temanmu sendiri.
Dilema: Jujur, Diam, atau Mundur?
Banyak yang bilang cinta nggak bisa diatur. Tapi kenyataannya, cinta juga harus pakai logika. Kalau kamu mulai naksir mantan teman sendiri, penting banget buat mikir dua kali. Apakah kamu siap jujur dan mungkin kehilangan teman? Atau kamu bakal terus simpan rasa, pura-pura nggak terjadi apa-apa?
Kalau kamu ngerasa hubungan ini punya masa depan, kamu perlu terbuka—nggak cuma ke pasangan, tapi juga ke temanmu. Karena kalau ketahuan belakangan, rasanya bisa lebih sakit daripada disampaikan langsung.
Siap Dapat Label ‘Nggak Tahu Diri’?
Sayangnya, keputusan buat jalan sama mantan teman bisa bikin kamu dapet cap kurang enak. “Ngerebut,” “nggak peka,” atau “teman macam apa tuh?” Itu risiko yang harus kamu siapin. Mungkin temanmu udah move on, tapi mungkin juga belum.
Makanya penting buat jujur dan tetap jaga sikap. Jangan terlalu pamer, tapi juga jangan sembunyi-sembunyi. Kalau memang niatnya baik dan tulus, buktikan lewat tindakan.
Pertimbangkan Sebelum Melangkah
Sebelum kamu benar-benar menjalin hubungan:
- Pastikan ini bukan cuma pelarian dari rasa sepi
- Tanyakan ke diri sendiri: rela nggak kehilangan persahabatan yang udah dibangun lama?
- Yakinin dulu pasangan kamu juga nggak sekadar "nyaman sementara"
Kalau kamu udah mikir matang dan dua-duanya siap hadapi risiko, jalanin aja. Tapi kalau masih penuh keraguan dan takut melukai banyak hati, bisa jadi itu tanda buat mundur selangkah.