
kamu ngerasa udah berusaha sebisa mungkin buat jaga hubungan, ngalah demi damai, tapi tetap aja dinilai kurang? Padahal tujuanmu jelas: gak mau ribut, gak mau memperkeruh suasana. Tapi anehnya, sikapmu yang sabar itu justru bikin kamu kelihatan kayak gak peduli, bahkan dibilang gak menghargai pasangan.
Mengalah itu bukan berarti gak punya pendapat. Tapi dalam hubungan, kalau kamu terus-terusan ngalah tanpa pernah didengar, lama-lama kamu jadi kehilangan ruang untuk jujur sama diri sendiri.
Gak Semua Harus Kamu yang Ngerti Duluan
Banyak orang berpikir cinta berarti rela berkorban, tapi bukan berarti kamu harus terus jadi pihak yang selalu mengalah. Hubungan yang sehat seharusnya bikin dua orang sama-sama merasa nyaman dan dihargai. Tapi kalau kamu terus yang harus memahami, menenangkan, dan mengalah, sementara pasanganmu gak pernah balik berusaha... di mana letak keadilannya?
Yang lebih menyakitkan, saat kamu dianggap salah hanya karena gak memenuhi ekspektasi dia—padahal kamu udah kasih usaha terbaikmu.
Refleksi Diri: Apa Kamu Sudah Dihargai?
Kamu punya hak buat didengarkan, buat disayangi dengan cara yang adil. Mengalah boleh, tapi bukan berarti kamu harus diam terus dan ngikutin semuanya. Kalau kamu terus merasa disalahkan meskipun udah ngalah, coba pikirkan: ini hubungan, atau cuma tempat kamu belajar sabar tanpa akhir?
Mulai tanyakan ke dirimu sendiri: “Apakah aku merasa dicintai dengan sepenuh hati? Atau aku cuma bertahan karena gak mau kehilangan seseorang yang bahkan gak mau berjuang bareng?”
Cinta Itu Saling, Bukan Sendirian
Hubungan yang sehat itu dibangun dari komunikasi dua arah. Ada kompromi, ada pengertian, dan ada rasa saling menghargai. Kalau kamu merasa jadi satu-satunya yang berusaha, mungkin ini saatnya buat berhenti sejenak dan lihat ulang ke mana arah hubunganmu.
Karena cinta gak seharusnya bikin kamu ngerasa lelah terus. Cinta yang baik itu ngasih rasa aman, bukan tekanan buat terus “jadi yang ngalah”.